19 Fatwa Ulama Sebelumnya yang Mengizinkan Maulid Nabi

Memuat…

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Tanggal 12 Rabiul Awal telah lama menjadi tradisi turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu, termasuk di Indonesia. Selalu ada pertanyaan apakah ada bukti tentang perayaan Maulid Nabi.

Untuk menjawabnya, tentu kita harus bertanya kepada mujtahid yang kapasitas ilmunya tidak perlu diragukan lagi dalam melakukan ijtihad. Mereka adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang hukum syariah dan masalah fikih.

اۤ اَرۡسَلۡنَا لِكَ اِلَّا الًا اِلَيۡهِمۡ‌ لُوۡۤا اَهۡلَ الذِّكۡرِ اِنۡ لَا لَمُوۡنَۙ‏

Itu berarti: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu (Muhammad), melainkan manusia yang kepadanya Kami beri wahyu; Maka bertanyalah pada yang punya ilmu jika belum tahu(Surat An Nahl ayat 43)

Para cendekiawan sebelumnya terlihat bagus Perayaan Maulid Nabi karena itu termasuk bentuk kecintaan kepada Nabi SAW yang meliputi ibadah, seperti shalat, bacaan Al-Qur’an, studi Sirah Nabi, membaca Kitab Doa, dan menyediakan makanan untuk orang miskin dan membutuhkan.

Dai yang juga pimpinan Ma’had Subbulana Bontang, Kalimantan Timur, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menyebutkan sedikitnya 19 Fatwa Ulama sebelumnya yang memperbolehkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Jika digambarkan jumlahnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan.

Berikut ini adalah 19 Fatwa Ulama Sebelumnya yang Mengizinkan Maulid Nabi:

1. Imam Hasan Al-Bashri
“Jika saya memiliki emas seperti Gunung Uhud, saya pasti akan membelanjakannya (semuanya) untuk orang yang membaca Maulid ar-Rasul.” (Kitab I’anah Talibin (3/415)

2. Imam Ma’aruf Al-Kharkhiy
“Barangsiapa yang menghidangkan makanan untuk bacaan Maulid Nabi, mengumpulkan saudara-saudaranya, menyalakan pelita dan memakai pakaian dan wewangian baru dan menjadikannya untuk memuliakan kelahirannya, maka Allah akan membangkitkan pada hari kiamat bersama dengan kelas utama. para Nabi, dan ditempatkan pada Hari Kebangkitan di tempat yang tinggi.” (I’anah Talibin (3/415)

3. Imam Asy-Syafi’i
“Barangsiapa yang mengumpulkan orang untuk merayakan Maulid Nabi karena cinta secara berjamaah dengan memberikan makan dan berbuat baik, maka Allah pasti akan mengangkatnya pada hari kiamat bersama para ahli kebenaran, syahid dan orang-orang yang saleh.” (Madarijus Su’ud Hal 16)

4. Imam As-Sirriy As-Saqathi
“Barangsiapa yang menyediakan tempat untuk membaca Maulid Nabi, maka dia sangat menginginkan Raudhah (kebun) dari taman Surga, karena dia sebenarnya tidak menginginkan tempat itu tetapi karena cintanya kepada Rasul.” (I’anah Talibin (3/415)

5. Imam Junaid Al-Baghdadi
“Barangsiapa yang menghadiri Maulid ar-Rasul dan mengagungkannya, maka dia beruntung dengan imannya.” (I’anah Talibin (3/415)

6. Imam Ibnu Jauzi
“Di antara keistimewaan Maulid Nabi adalah keadaan aman (mencegah musibah) tahun itu, kabar gembira dan semua kebutuhan dan keinginan terpenuhi.” (As-Sirah al-Halabiyah (1/83)

7. Imam Abu Shama
“Sebaik-baik yang dikerjakan saat ini adalah apa yang dikerjakan (diperingati) setiap tahun pada hari Maulid Nabi dengan bersedekah, mengerjakan yang ma’ruf, menunjukkan rasa senang, maka sesungguhnya itulah yang di dalamnya ada kebaikan sampai fuqara’ membacakan puisi dengan cinta kepada Nabi.” (I’anah Talibin (3/415)

8. Imam Syamsuddin Al-Jazari
“Jika Abu Lahab yang kafir yang diturunkan sebuah ayat Al-Qur’an untuk mencelanya masih diganjar dengan kebaikan di neraka karena bergembira di malam Maulid Nabi, lalu bagaimana dengan seorang Muslim yang beriman kepada Allah, siapakah Umat ​​Nabi yang senang dengan kelahirannya dan membelanjakan apa yang dia bisa demi cintanya kepada Nabi.” (Anwarul Muhammadiyah hal. 20, Husnul Maqshid fi Amal Maulid hal. 11)

9. Imam Yafi’i Al-Yamani
“Barangsiapa yang mengumpulkan saudara-saudaranya untuk Maulid Nabi, menyajikan makanan, mengerjakan amal saleh, dan menjadikannya untuk bacaan Maulid Rasul, maka Allah akan mengangkatnya pada hari kiamat bersama shadiqin, syahid, shalihin dan menempatkannya di atas tempat yang tinggi.” (As Sirah al Halabiyah)

10. Al-Imam Ad-Damasyqi
“Jika orang kafir yang telah datang (bertulis) mencela baginya: “dan celakalah kedua tangannya di Neraka Neraka selamanya di dalamnya.” “Maka bagaimana pendapat kita tentang seorang hamba yang sepanjang hidupnya, karena (kelahirannya) Ahmad, maka dia selalu bergembira dan tauhid menyertai kematiannya.” (I’anah Talibin (3/415)

11. Imam Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani
“Asal mula amalan maulid adalah bid’ah, tidak ada satu kalimat pun dari salafush shaleh dari abad ketiga, dan di dalamnya termasuk (mengandung) kebaikan dan keburukan. dari keburukannya maka itu adalah hasanah bid’ah dan jika tidak (menghindari keburukannya) maka tidak (bukan hasanah bid’ah).” (Al Hawi lil Fatawa (1/229)

12. Imam As-Sakhawi
“Tidak pernah dikatakan (dibahas) dari salah seorang ulama Salafush Saleh pada periode ketiga yang mulia dan memang hanya datang setelahnya. Kemudian umat Islam di seluruh pelosok wilayah dan kota-kota besar selalu memperingati Maulid Nabi di bulan kelahirannya. luar biasa dan penuh dengan hal-hal yang menggembirakan dan mulia, dan bersedekah di malam hari dengan berbagai macam sedekah, menunjukkan kegembiraan, meningkatkan kebaikan bahkan dimeriahkan dengan membaca (buku) Maulid Nabi yang mulia, dan menjadi jelas (jelas) berkah dan keutamaannya (Mawlid Nabi) secara merata dan semua yang telah diuji.” (As-Sirah Al-Halabiyah (1/83)

13. Imam Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi
“Oleh karena itu, boleh bagi kita untuk menanamkan (menjelaskan) rasa syukur kita dengan kelahirannya (Rasulullah) dengan mengumpulkan (Muslim), menyajikan makanan dan sejenisnya dari manifestasi (as) untuk lebih dekat dan menunjukkan kegembiraan (karena kelahirannya). ” (I’anah Talibin (3/415)

14. Imam Ibn Al-Hajj Al-Maliki
“Adalah kewajiban bagi kita untuk meningkatkan rasa syukur kepada Allah setiap hari Senin di bulan Rabiul Awal karena Dia (Allah) telah menganugerahkan kepada kita nikmat yang sangat besar dengan kelahiran yang terpilih.” (I’anah Talibin (3/415)

Sumber

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *