Akademisi mengingatkan masyarakat untuk tidak hanya mengklik tautan yang tidak dikenal

Jakarta (Partaipandai.id) – Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila Diana Anggraeni mengingatkan masyarakat untuk tidak mengklik link yang tidak diketahui untuk mencegah kejahatan siber seperti pengelabuan.

“Jika Anda menemukan link yang mencurigakan, berhati-hatilah untuk tidak mengklik link tersebut secara sembarangan. Bisa jadi itu adalah link palsu atau pengelabuan. Segera keluar dari situs mencurigakan itu,” kata Diana dalam siaran pers yang diterima, Selasa.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara pada workshop “Awas Saldo Hilang Akibat Klik Link Phishing” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) di Jawa Barat, Selasa.

kata Diana pengelabuan adalah upaya untuk mendapatkan informasi dari calon korban melalui teknik penipuan. Adapun tipuan adalah bentuk penipuan melalui telepon, email, atau aplikasi pesan instan dengan tujuan menguras uang korban.

Baca juga: Lima langkah untuk mencapai ketahanan dunia maya

Menyerang pengelabuan di Indonesia relatif tinggi dimana pada triwulan pertama tahun 2022 terjadi 600.796 serangan dan meningkat menjadi 947.920 pada triwulan kedua tahun 2022.

Menurut Diana, pengelabuan merupakan industri penipuan yang terorganisir dengan baik dan online. Sejumlah orang kerap tertipu karena masih minimnya literasi digital dalam hal penggunaan teknologi dan dipengaruhi oleh sikap mudah mereka terhadap segala informasi yang beredar di internet.

Sementara itu, Direktur PT Mahakarya Berkah Sejahtera dan Dosen Stikosa AWS Surabaya Muhajir Sulthonul Aziz yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut mengatakan, cara sederhana untuk membedakan sebuah link asli atau palsu adalah dengan mengecek alamat URL secara teliti.

Hal ini dikarenakan link asli dengan yang palsu memiliki kemiripan sekilas dari segi nama URL. Dia juga menyarankan untuk memeriksa sertifikat SSL untuk memastikan keaslian dan keamanan suatu situs.

“Tidak ada yang 100% aman di dunia digital ini. Yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir dampaknya menjadi sekecil mungkin,” ujarnya.

Humas Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sidoarjo yang juga Co-Founder WorkNessia.com Abdul Hamid Hasan menambahkan, permasalahan yang ditimbulkan oleh kejahatan digital adalah hilangnya data pribadi dan informasi rahasia, rusaknya sistem perangkat, terganggunya koneksi internet , serta pelanggaran privasi dan keamanan online.

Menurutnya, maraknya kejahatan digital juga karena rendahnya kesadaran pengguna ruang digital terkait keamanan digital. Demikian juga masalah penegakan hukum dalam kasus ini masih lemah.

“Selain itu, dari pihak pelaku ada motif finansial atau keuangan melalui pencurian data digital,” ujarnya.

Abdul menambahkan, untuk menghindari kejahatan digital, pengguna harus memastikan aplikasi yang digunakan asli dan aman dari serangan malware.

Cara lain adalah dengan rutin mengupdate aplikasi, termasuk mendownload aplikasi dari sumber resmi yang terpercaya.

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Semakin Berkemampuan Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama GNLD Sibercreation.

Baca juga: Kementerian Komunikasi dan Informatika mengantisipasi ancaman kejahatan siber selama Ramadan

Baca juga: LPS meminta masyarakat mewaspadai modus kejahatan siber

Baca juga: Masyarakat diminta meningkatkan literasi keamanan digital untuk mencegah kejahatan

Reporter: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
HAK CIPTA © Partaipandai.id 2023

Sumber

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *