PSSI itu korporasi, jadi tanggung jawab ada di ketua.
Jakarta (Partaipandai.id) – Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali mengatakan Presiden Direktur Arema FC Iwan Budianto paling bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Pernyataan itu disampaikan Akmal Marhali terkait pemanggilan Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana oleh polisi, Kamis (27/10).
“Korporasi bertanggung jawab kepada direktur utama, seperti PT LIB. Ini ada dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2016 tentang acara pidana korporasi,” kata Akmal Marhali dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Akmal menjelaskan, di tingkat korporasi yang bertanggung jawab adalah direktur utama, direktur operasional, dan juga direktur umum yang dapat ditugasi karena beroperasi sesuai dengan jabatannya.
“PSSI itu korporasi, jadi tanggung jawab ada di ketua,” ujarnya.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2016 Pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisir, baik badan hukum maupun bukan badan hukum.
Diharapkan pula Gilang Widya Pramana atau lebih dikenal Juragan99 hanya dimintai keterangannya untuk menjerat Iwan Budianto.
“Karena IB direktur utama, presiden tidak dalam struktur operasional korporasi. Jabatannya komisaris. Sebagai saksi, dia sangat lemah jika menjadi tersangka,” tegasnya.
Susunan pemegang saham Arema FC, sapaan akrab Singo Edan, tertuang dalam akta perseroan PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia per 10 Mei 2022 yang tercatat di Direktorat Jenderal AHU Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Akta perseroan menyebutkan Iwan Budianto menjabat sebagai direktur utama dengan kepemilikan saham mayoritas sebanyak 3.750 lembar atau Rp3,75 miliar atau 75 persen saham.
Berikutnya adalah nama PT Rans Entertainment Indonesia. Perusahaan milik Raffi Ahmad itu menguasai 500 lembar saham senilai Rp500 juta atau 10 persen saham.
Sementara itu, PT Juragan Sembilan Sembilan Corp yang merupakan perusahaan milik Gilang Widya Pramana yang di Arema FC berposisi sebagai presiden klub, menguasai 750 saham atau senilai Rp. 750 juta atau 15 persen saham.
Baca juga: Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan kembali menyerahkan otopsi
Baca juga: Mensos memberikan santunan kepada Presiden untuk korban kanjuruhan
Reporter: Fauzi
Redaktur: D.Dj. Kliwantoro
Redaksi Pandai 2022