Calon Bupati Sidoarjo (Bacabup) Bambang Haryo Soekartono (BHS) terus berupaya mendata potensi sejumlah pasar tradisional di Sidoarjo.
Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net – Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) terus berupaya mendata potensi sejumlah pasar tradisional di Sidoarjo. Salah satunya Pasar Kedungrejo, Waru yang dikunjunginya pada Selasa (11/8).
Politisi Partai Gerindra ini akan membenahi Pasar Waru Kedungrejo. Caranya adalah dengan membuat pasar ramai oleh pembeli dan pedagang. Sebab, sejak delapan tahun terakhir, kondisi sepi. Pemicunya, stan pasar hanya digunakan 30 persen. Jumlah stand di Pasar Kedungrejo sekitar 1.600 stand. Jadi ada 1.200 stand yang tidak digunakan untuk berdagang.
BHS mengatakan akan memudahkan Pasar Kedungrejo untuk kembali ramai pembeli. Sehingga pasar tradisional yang menjadi perekonomian rakyat akan terus berkembang. “Ini prioritas yang harus saya selesaikan ketika saya diamanatkan sebagai bupati. Ini harus diselesaikan tidak lebih dari satu tahun,” kata mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 itu.
Menurut BHS, salah satu upaya yang akan dilakukan adalah mengaktifkan kembali booth yang masih tutup sehingga bisa digunakan untuk berdagang kembali. Jika stan tidak digunakan dalam waktu lama, pengelola dapat menarik stan tersebut dari merchant. “Kalau tidak ditempati lebih dari tiga tahun, pedagang lain harus menggantinya. Sehingga pasar menjadi ramai,” kata BHS.
Kondisi Pasar Kedungrejo yang sepi karena banyak stand yang tidak terpakai cukup ironis. Sebab, kata BHS, di samping pasar sekitar 500 meter masih ada pasar lama yang aktivitasnya merambah ke Jalan Raya Waru dan menutupi kelancaran arus lalu lintas. “Kami akan berusaha agar pedagang pasar masuk ke Pasar Kedungrejo ini,” ujarnya tegas
Menurut BHS, banyaknya los yang tidak digunakan karena los tersebut disewa atau dibeli oleh pedagang baru, bukan pedagang lama Pasar Kedungrejo Baru. Dia menegaskan hal itu tidak boleh terjadi. “Pedagang lama harus diberi fasilitas (berdiri) dulu. Jadi bukan pedagang baru. Inilah yang akhirnya menjadi kosong,” kata alumnus ITS Surabaya ini.
Pengelola Pasar Kedungrejo Maliki saat berkunjung ke BHS mengaku sudah delapan tahun, sekitar 70 persen stan ditutup alias tidak digunakan untuk berjualan. “Kami sudah memberikan teguran. Bahkan pengelolanya langsung mendatangi alamat pedagang. Ada yang sudah ketemu orangnya, tapi ada juga yang belum ketemu,” ujarnya.(sta/rd)