Memuat…
Petugas Stasiun Klimatologi BMKG Kelas II Tangerang Selatan melakukan pengamatan sinar matahari menggunakan alat Campbell Stokes di Taman Peralatan Stasiun Klimatologi BMKG, Pondok Betung, Tangerang Selatan, Selasa (10/5/2022). FOTO/ANTARA/Muhammad Iqbal
Laju kenaikan suhu permukaan tertinggi tercatat di Stasiun Meteorologi Aji Prince Tumenggung Pranoto, Kota Samarinda (0,5℃ per dekade). Sementara itu, di wilayah Jakarta dan sekitarnya, suhu udara permukaan meningkat dengan laju 0,40–0,47℃ per dekade.
“Rata-rata nasional untuk wilayah Indonesia tahun terpanas adalah 2016 yaitu 0,8 °C dibandingkan periode normal 1981-2010 (mengikuti tahun terpanas global). Sedangkan tahun terpanas ke-2 dan ke-3 adalah tahun 2020 dan 2019 dengan anomali 0,7°C dan 0,6°C,” kata Dwikorita seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (7/7/2022).
Analisis BMKG, lanjut Dwikorita, sejalan dengan laporan State of the Climate 2021 yang dirilis Badan Meteorologi Dunia (WMO) pada Mei 2022. WMO menyebutkan hingga akhir tahun 2021, suhu udara permukaan global telah menghangat sebesar 1,11° C. dari periode pra-industri (1850-1900) garis dasar suhu global, di mana 2021 adalah tahun terpanas ke-3 setelah 2016 dan 2020.
WMO juga mengatakan periode 2011-2020 merupakan dekade terpanas dalam rekor suhu di permukaan bumi. Lonjakan suhu pada tahun 2016 dipengaruhi oleh variabilitas iklim yaitu fenomena El Nio yang kuat, sedangkan peningkatan suhu permukaan yang terus menerus dalam beberapa dekade terakhir berturut-turut merupakan manifestasi dari pemanasan global.
Sementara itu, Kepala Center for Applied Climate Information Services, Ardhasena Sopaheluwakan menambahkan, studi yang dilakukan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa pemanasan global tidak akan terjadi tanpa adanya pengaruh aktivitas manusia (antropogenik). Pengaruh antropogenik yang lebih kuat dari pengaruh variabilitas alam seperti La Nina pada tahun 2020–2021 (yang cenderung menurunkan suhu permukaan bumi) juga terlihat pada kondisi iklim pada dua tahun tersebut, yang masih merupakan tahun terhangat setelah tahun 2016. .
Baca juga: Prakiraan Cuaca DKI Jakarta 7 Juli 2022: Hari Cerah dan Berawan
“Perubahan suhu udara permukaan juga diikuti dengan perubahan suhu permukaan laut. Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu permukaan laut di Indonesia juga terus meningkat, dengan laju yang lebih kuat setelah periode 1960-an, yaitu 0,2°C per dekade. ,” dia berkata.
Ardhasena juga mengungkapkan hasil analisis suhu udara permukaan global, menurut perhitungan United States Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada Mei 2022, menunjukkan anomali rata-rata +0,178°C lebih tinggi dari standar klimatologi normal untuk periode tersebut. 1991-2020. Pada Juni 2022, wilayah dengan nilai anomali positif, di mana anomali suhu rata-rata lebih tinggi dari standar klimatologi normal meliputi Amerika Utara bagian timur, Eropa barat, Rusia tengah, Australia utara, dan sebagian besar Kutub Selatan.
Ardhasena mengatakan melihat tren tren peningkatan suhu permukaan, WMO menyatakan bahwa ada kemungkinan 20% peningkatan suhu udara permukaan global dalam 5 tahun ke depan akan melebihi ambang batas komitmen Perjanjian Paris 1,5 °C.
“Oleh karena itu, sangat mendesak bagi negara-negara untuk meningkatkan aksi mitigasi gas rumah kaca untuk menekan laju peningkatan pemanasan global,” ujarnya.
(abd)