Jakarta (Partaipandai.id) – Direktur Film, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI Ahmad Mahendra mengatakan, kehadiran festival film berperan dalam literasi dan apresiasi sinema dalam ekosistem perfilman.
“Festival film memiliki peran penting dalam ekosistem film yang meliputi kreasi, produksi, distribusi, literasi, apresiasi, pendidikan film dan pengarsipan. Semuanya memiliki posisi masing-masing, dan festival film memiliki posisi apresiasi dan literasi,” ujar Mahendra dalam konferensi pers online, Kamis.
“Kontribusinya jelas sangat penting, karena menjaga budaya menonton, literasi, apresiasi dan membangun kebhinekaan bisa (dibentuk) melalui festival film,” imbuhnya.
Baca juga: Festival Film dan Televisi China-Amerika ke-18 berhasil diselenggarakan
Lebih lanjut, Mahendra mengatakan, festival film harus terus mendapat dukungan. Di masa pandemi misalnya, banyak festival film yang digelar dengan berbagai penyesuaian.
“Saya kira isu film tidak boleh turun, meski di masa pandemi COVID-19. Siapa pun yang meminta bantuan harus dibantu tanpa syarat. Itu yang terjadi. Kehadiran (festival film) di beberapa kota melalui ruang lain hingga on lineitu harus dipertahankan,” kata Mahendra.
“Kalau sudah begini, sebenarnya COVID memberikan pelajaran, bukan semakin parah, tapi semakin kuat karena ada yang namanya hybrid (festival film) yang membuat penontonnya semakin luas. Posisi festival semakin menguntungkan untuk bisa manfaatkan jaringannya,” imbuhnya.
Setuju, sineas sekaligus Sutradara Festival Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2022 Ifa Isfansyah mengatakan, festival film bisa dibilang menjadi fondasi budaya sinema dan tontonan masyarakat.
“Padahal sebenarnya pandemi belum berakhir dampak yang kami dapatkan dampak positif, karena yang terpenting adalah bagaimana kita bertahan menjalankan program-program yang menjaga budaya sinema dan nonton. Itu yang paling ingin kami jaga dan jangan sampai hilang,” kata Ifa.
Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2011 ini menambahkan, keberadaan festival film bukan hanya untuk merayakan sinema, tetapi juga untuk menikmati seni dalam perayaan itu sendiri.
“Di festival kan kita tidak bisa menonton semuanya, dan itulah seni. Bagaimana kita bisa memilih film sesuai selera dan film yang beragam. Harapannya ini bisa menjadi jendela sinema dari sineas yang muncul sampai mapan,” kata Ifa.
Baca juga: Garin Nugroho: Film Indonesia semakin beragam
Baca juga: Film Indonesia di festival Fra Sr 2022 memukau publik Norwegia
Baca juga: Festival Film Indonesia mengumumkan Dewan Juri Terakhir
Reporter: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Redaksi Pandai 2022