memuat…
Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia Fahmi Fadzil mengatakan interaksi jurnalis Malaysia-Indonesia dengan negara-negara ASEAN sangat penting dalam menghadapi ancaman global. Foto/khusus
“Saya berharap wartawan Malaysia dan Indonesia tidak hanya saling berkunjung, tapi lebih dari itu. Kita harus punya visi ke depan, apalagi menghadapi raksasa global,” kata Fahmi dalam perbincangannya dengan wartawan kedua negara melalui zoom, dikutip ( 7/2/2023).
Percakapan dengan wartawan kedua negara yang dipandu oleh Presiden Perhimpunan Wartawan Malaysia-Indonesia Indonesia (ISWAMI), Asro Kamal Rokan, digelar dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Medan, Sumatera Utara.
Baca juga: Bertemu Dewan Pers, Jokowi Tekankan Kebebasan Pers Bertanggung Jawab
Fahmi meminta maaf tidak bisa menghadiri HPN di Medan karena pada saat yang sama ada pertemuan para Menteri Komunikasi ASEAN di Manila. Namun, Pemerintah Malaysia mengirimkan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Teo Nie Ching Nie yang akan tiba di Medan, Rabu, 8 Februari 2023.
Menteri berusia 41 tahun itu, mendorong hubungan baik antara wartawan Malaysia dan Indonesia yang dapat diperluas ke negara-negara anggota ASEAN, membahas ancaman saat ini terhadap platform global. “Dengan jumlah penduduk ASEAN yang mencapai 660 juta jiwa dan PDB sebesar triliunan dolar AS, tentu potensi ekonomi digital sangat besar,” lanjutnya.
Baca juga: Jokowi Akan Hadiri Peringatan Hari Pers Nasional di Medan
Ancaman platform media global terjadi di berbagai negara. Di Malaysia, menurut Fahmi, pemasukan dari belanja iklan media sekitar USD 1 miliar. Namun, sebagian besar masuk ke platform global. “Tiga perempatnya masuk ke Google, TikTok, dan Meta,” jelas Fahmi.
Dia sudah bertemu dengan Google, TikTok, dan Meta. “Ke depan, kami akan membuat aturan yang adil. Kalau tidak menang-menang, jangan kalah atau kalah,” kata Fahmi. Peraturan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk membantu media massa di Malaysia.
Saat ini, Malaysia menargetkan 24,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2023 berasal dari ekonomi digital dan diperkirakan pada tahun 2025 persentase ini akan meningkat menjadi 25%.
Perubahan teknologi digital, menurutnya, tidak hanya mempengaruhi ekonomi, tetapi juga mempengaruhi konten. “Banyak orang tidak bisa membedakan konten media sosial dengan media arus utama,” ujarnya.
Soal kebebasan media di Malaysia, Fahmi mengatakan Indonesia lebih maju sejak reformasi 1998. “Kebebasan media harus ada, karena media bisa berfungsi mengawasi kerja pemerintah agar tidak menjadi penyimpangan,” ujarnya. Fahmi juga menyetujui pembentukan Persatuan Wartawan Malaysia, namun pembentukan ini harus datang dari pers.
Fahmi yang sebelumnya dikenal luas sebagai aktor teater dan pernah meraih penghargaan berharap kerja sama media antar negara semakin diperkuat. “Selamat Hari Pers Nasional di Medan. Mari kita perkuat hubungan kedua negara,” katanya.
(keping)