Memuat…
Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW
اتّقوا المظلوم، ان افراً، ليس ا ا
“Hendaklah kamu memperhatikan doa orang yang dizalimi, meskipun dia kafir. Maka sesungguhnya tidak ada penghalang di antara mereka untuk diterima oleh Allah” (Musnad Ahmad, sanad hasan).
Baca juga: Doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Muhammad Quraisy Shihabi dalam bukunya yang berjudul “ Wawasan Quran mengingatkan pentingnya berlaku adil. Kebencian tidak pernah bisa dijadikan alasan untuk mengorbankan keadilan, sekalipun kebencian itu ditujukan kepada non-Muslim, atau didorong oleh upaya untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Karena itulah Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk berhati-hati terhadap (doa orang), dianiaya, padahal dia kafir. Allah juga berfirman:
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan “tuqsithu” (bertindak adil) kepada orang-orang (kafir) yang tidak mencerahkan kamu karena agama, dan tidak mengusir kamu dari negaramu atau membantu orang lain untuk mengusirmu.… ( QS Al-Mumtahanah [60] : 8).
Ibn ‘Arabi, seorang ahli tafsir dan fiqih Islam dari mazhab Maliki, berbeda pendapat dengan mereka yang memahami kata taqshithu dalam firman Allah di atas dalam arti adil. “Melakukan keadilan,” tulisnya, “wajib atas orang-orang kafir (baik berperang atau tidak).” Kata taqsithu di sini menurutnya adalah “memberikan sebagian harta guna menjalin hubungan baik”.
Quraish mengatakan keadilan harus ditegakkan di mana saja, kapan saja, dan terhadap siapa pun. Bahkan jika perlu dengan tindakan tegas. Salah satu ayat Al-Qur’an mengaitkan “timbangan” (alat ukur yang adil) dengan “besi” yang, antara lain, digunakan sebagai senjata. Ini menandakan bahwa kekerasan adalah salah satu cara menegakkan keadilan.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul yang membawa keterangan-keterangan yang nyata, dan Kami turunkan bersama mereka Kitab dan Al-Mizan (perimbangan keadilan), dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang besar dan manfaat yang banyak bagi manusia (agar besi itu digunakan). ). Allah mengetahui siapa yang membantu (memperjuangkan nilai-nilai) agama-Nya dan membantu para rasul-Nya, meskipun Allah tidak terlihat dari mata mereka.“. [ QS Al-Hadid [57] : 25).
“Jika dua kelompok mukmin berselisih, buatlah ishlah (kedamaian) di antara mereka. Jika salah satu dari kedua golongan itu memberontak, maka perangilah (mengambil tindakan tegas terhadap) pembangkang itu, sehingga dia menerima ketetapan Allah.” ( QS Al-Hujurat [49] :9)
Baca juga: Kekuatan doa untuk yang tertindas
Quraish Shihab mengingatkan bahwa kelanjutan ayat ini perlu mendapat perhatian, yaitu:
“Jika dia (kelompok pembangkang) telah kembali (taat), maka berdamailah dengan keadilan. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil ( QS Al-Hujurat [49] :9)
Menurut Quraish Shihab, sudah sepantasnya menggabungkan perintah berdamai dalam lanjutan ayat ini dengan “harus adil”. Karena meskipun keadilan dituntut dalam setiap sikap sejak awal proses perdamaian, sikap ini lebih dibutuhkan oleh para pembuat perdamaian setelah mereka terlibat dalam penindakan tegas terhadap kelompok-kelompok pembangkang.
Hal ini karena mereka cenderung menderita kerugian, harta benda, kehidupan, atau setidaknya harga diri akibat tindakan para pembangkang. Kerugian tersebut dapat mendorong mereka untuk bertindak tidak adil, oleh karena itu ayat ini menekankan pada mereka kewajiban untuk bertindak adil.
Dalam hal cinta
Quraish Shihab mengatakan bahwa Allah Ta’ala menciptakan dan mengelola alam semesta ini dengan adil, dan menuntut keadilan mencakup semua aspek kehidupan. Iman, syariat atau hukum, akhlak, bahkan cinta dan benci.
“Dan tentu kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara wanita (istri-istrimu dalam hal cinta), meskipun kamu berusaha keras untuk melakukannya. Oleh karena itu jangan terlalu condong (kepada yang kamu cintai), dan biarkan yang lain menggantung. . tas” ( QS Al Nisa’ [4] : 129).
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah penegak keadilan, jadilah saksi karena Allah, meskipun terhadap dirimu sendiri atau orang tua dan kerabatmu. Jika dia (terdakwa atau terdakwa) kaya atau miskin, maka Allah lebih penting daripada keduanya. … ( QS Al Nisa’ [14] : 135)
Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu golongan membuatmu zalim ( QS Al-Maidah [5] :8)
Begitu luasnya pesan keadilan Al-Qur’an, sehingga seseorang yang merasa sempit dari keadilan, pasti akan merasakan ketidakadilan itu jauh lebih sempit.
Baca juga: Jujur dalam Amalan Hati
(mi)