Menurut Yusharto, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, upaya tersebut dapat membangun ekosistem inovasi yang kuat di daerah.
Identifikasi yang tepat juga diyakini dapat menghasilkan nilai kematangan inovasi tinggi, sehingga hasil pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) semakin baik, kata Yusharto saat beraudiensi dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, di Jakarta, Selasa (16/1).
“Kami tidak menilai inovasi per inovasi, tetapi ekosistem inovasi. Untuk mencapai itu, kita harus mengetahui common enemy (musuh bersama) kita atau musuh bersama di Tulungagung untuk diselesaikan secara bersama-sama yang melibatkan lintas OPD (organisasi perangkat daerah),” kata Yusharto.
Baca juga: Kepala BSKDN: Gali potensi desa untuk pembangunan berkelanjutan
Pada kesempatan itu, dia juga menjelaskan bahwa permasalahan yang kerap dihadapi daerah, salah satunya adalah cara meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, baik di bidang industri maupun pertanian.
Menurut Yusharto, untuk menjawab pertanyaan tersebut, pemkab sebaiknya mengidentifikasi potensi di daerahnya terlebih dahulu, baru kemudian dikembangkan melalui inovasi tepat.
Dalam konteks Pemkab Tulungagung, Yusharto menyarankan pemkab setempat memanfaatkan potensi pertanian dengan melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam penyediaan benih maupun pupuk.
Baca juga: BSKDN Kemendagri dukung desa berinovasi perkuat BUMDes
“Mereka (pemilik UMKM) dikasih NIB (Nomor Induk Berusaha), sehingga mereka bisa menyediakan kebutuhan sebagai hulunya pertanian,” jelasnya.
Keterlibatan pelaku UMKM tersebut, kata Yusharto, berarti pengembangan pertanian di wilayah Tulungagung tidak hanya menjadi tanggung jawab dinas pertanian, tetapi juga tugas dinas perindustrian hingga dinas perhubungan.
“Demikian kita bersama-sama mengatasi common enemy kita, yaitu menjadikan pendapatan per kapita petani lebih baik yang dinilai dari nilai tukar petani,” jelasnya.
Baca juga: Kepala BSKDN dukung Pemkab Karawang kelola pemakaman komersial
Selain itu, Yusharto juga mengarahkan Pemkab Tulungagung untuk memperbarui inovasi yang penerapannya sudah lebih dari dua tahun.
Inovasi yang telah diperbarui itu dapat kembali diikutsertakan pengukuran IID supaya dapat meningkatkan ekosistem inovasi.
“Sebenarnya relatif banyak inovasi yang dilaporkan Kabupaten Tulungagung. Hanya saja, dalam proses pelaporan itu, beberapa indikator yang dimintakan untuk dipenuhi hampir 40 persen tidak terisi. Untuk itu, ke depan harus lebih hati-hati dalam penginputan data. Kami siap untuk mendampingi Kabupaten Tulungagung dalam meningkatkan inovasi,” ujarnya.
Baca juga: Kepala BSKDN: Pengukuran IPKD penting bagi daerah
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © Partaipandai.id 2024