Jakarta (Partaipandai.id) – Belakangan ini marak diberitakan kasus pembobolan data gadget masa lalu malware berdasarkan “APK” atau file aplikasi meningkat di Indonesia.
Dengan berkedok tiket undangan pernikahan dari pihak berwajib, korban akhirnya mengunduh dan memberikan celah malware itu.
“Setelah mendapatkan akses, penyusup data dapat mengakses informasi dan data pribadi korban, yang tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga organisasi tempat mereka bekerja,” ujar Director Unit 42 Cyber Consulting and Threat Intelligence JAPAC Palo Alto Networks Vicky Ray mengungkapkan hal tersebut. modus penipuan dalam siaran pers Rabu.
Kasus tersebut sebenarnya sejalan dengan laporan dari Perusahaan Cybersecurity Palo Alto Networks yang bertajuk “Unit 42 Network Threat Trends Research”.
Dalam laporan malware dikategorikan sebagai salah satu risiko keamanan siber yang paling banyak menyerang individu.
Kemudian pada tahun 2021, serangan menjadi dua kali lipat file Andorid “APK” menjadi salah satu media penyebaran malware paling tinggi.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Berkaca dari temuan tersebut, Vicky mengungkapkan bahwa masyarakat umum tetap perlu menjaga perangkatnya agar bebas dari serangan malware.
Baca juga: Peretas menggunakan aplikasi ChatGPT palsu untuk menyebarkan malware
Berikut adalah beberapa tips dari Palo Alto Networks agar orang dapat melindungi perangkatnya dari serangan malware.
Miliki mentalitas “Zero Trust”.
Tip pertama ini sangat penting, terutama dengan tautan atau aplikasi yang terlihat mencurigakan.
Periksa dan teliti detailnya sebelum membuka tautan atau aplikasi dengan mencari ulasan sebelum mengunduh aplikasi.
Kemudian deskripsi yang tidak jelas juga merupakan tanda peringatan bahwa aplikasi tersebut mungkin mengandung ancaman dunia maya.
Pastikan untuk mengunduh aplikasi yang dapat diverifikasi seperti aplikasi yang telah “Diverifikasi oleh Play Protect” di Google Play Store.
Selalu jaga keamanan akun Anda
Sangat penting untuk menjaga keamanan akun Anda, dan informasi sensitif Anda tidak boleh dibagikan kepada siapa pun.
Aturan tersebut bersifat mutlak dan oleh karena itu masyarakat diminta untuk mengatur password yang sulit dan berbeda untuk setiap akun yang diakses melalui internet.
Hindari penggunaan password yang mudah seperti “password”, “1234”, atau tanggal lahir Anda.
Individu juga harus menggunakan verifikasi dua langkah jika memungkinkan untuk akun on line mereka.
Lindungi diri Anda saat menjelajahi Web
Hindari iklan penguntit dengan menonaktifkan iklan berbasis minat dari Apple, Facebook, Google, dan Twitter dan tidak menerima kue situs web.
Disarankan untuk menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) atau hotspot pribadi dan hindari menghubungkan ke Wi-Fi publik saat menjelajah Internet.
Baca juga: Waspadai lima ancaman siber bagi UMKM di tahun 2023
Gunakan perangkat lunak antivirus di perangkat Anda
Perangkat lunak berbahaya pada perangkat dapat mengundang berbagai hal yang tidak menyenangkan, mulai dari iklan pop-up yang mengganggu hingga penambangan bitcoin terselubung, hingga pemindaian informasi pribadi.
Jika Anda berisiko mengeklik tautan jahat atau berbagi komputer dengan banyak orang di rumah yang sama, sebaiknya instal perangkat lunak antivirus, terutama di komputer Windows.
Perbarui perangkat lunak dan perangkat Anda
Anda harus meluangkan waktu untuk memeriksa ulang apakah pembaruan otomatis diaktifkan untuk OS pilihan Anda: Windows, macOS, atau Chrome OS.
Periksa setelan menggunakan aplikasi perangkat untuk memastikan pembaruan ini terjadi secara otomatis.
Jika Anda tidak melihat opsi pembaruan otomatis, Anda mungkin sesekali harus memulai ulang perangkat secara manual.
“Meskipun penipuan menggunakan file APK bukanlah hal baru, kami tahu bahwa scammer mendapatkan taktik yang lebih kreatif dan canggih untuk mendapatkan akses ke data berharga. Penerapan mentalitas kepercayaan nol selalu menjadi sangat penting, serta memiliki sistem keamanan yang kuat dan terkini, untuk mengikuti taktik penipuan yang terus berkembang,” pungkas Vicky.
Baca juga: Microsoft: “Ransomware” dan “phishing” merajalela
Baca juga: Zoom prediksi tren keamanan siber 2023
Baca juga: BSSN mengingatkan pengelola sistem elektronik untuk mewaspadai serangan “malware”.
Reporter: Livia Kristianti
Editor: Satyagraha
HAK CIPTA © Partaipandai.id 2023