Kolaborasi antar sektor menjadi kunci pengembangan talenta digital

Jakarta (Partaipandai.id) – Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan kunci untuk menciptakan talenta digital berkualitas di Indonesia, pemerintah perlu menciptakan kolaborasi yang apik dan optimal antar sektor.

“Harus bisa menarik partisipasi publik, mulai dari peneliti di perguruan tinggi, pakar teknologi digital, hingga yang paham dampak digital,” kata Firman saat dihubungi Partaipandai.id, Jumat.

Berdasarkan survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC) Indonesia tahun 2022 berhasil meraih indeks literasi digital nasional sebesar 3,54 dari skala 1-5.

Baca juga: Kemenkominfo tingkatkan kompetensi digital talent di Digiers Day

Indeks mengalami kenaikan sebesar 0,05 poin, meski tidak setinggi tahun sebelumnya yang mencapai 3,49 poin.

Mengacu pada indeks tersebut, saat ini kondisi literasi digital di Indonesia masih berada pada kategori sedang.

Agar ada pengembangan talenta yang signifikan, Firman mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika harus berkolaborasi lebih baik dengan kementerian lintas sektor lainnya.

Ia mencontohkan seperti menyelaraskan sektor pendidikan dengan penciptaan talenta digital.

Menurutnya, pengembangan talenta digital dapat lebih optimal disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang paling banyak dimiliki masyarakat.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, per Juni 2022, jumlah penyandang disabilitas pendidikan tertinggi di masyarakat Indonesia adalah Sekolah Dasar (SD) dengan persentase sebesar 23,4 persen.

Disusul pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan persentase 20,89 persen dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan persentase 14,54 persen.

Sedangkan untuk pendidikan tinggi secara keseluruhan (D1, D2, D3, S1, S2, S3) hanya sebesar 6 persen.

Berkaca dari hal tersebut, Firman menyarankan agar jenjang pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan agar nantinya pengembangan bakat dapat sejalan dan dapat memanfaatkan ruang dan teknologi digital secara lebih optimal.

“Jadi ini menjadi faktor fundamental bukan hanya untuk menghasilkan talenta digital, tapi juga untuk mengembangkan pendidikan secara lebih serius. Melalui pendidikan dapat dihasilkan ide-ide kreatif, bagaimana memanfaatkan ruang digital secara etis, untuk mendorong manfaat ekonomi, politik, sosial dan budaya,” pungkas Firman.

Baca juga: Mengoperasikan kampus baru, Hacktive8 bertujuan untuk menghasilkan 500 talenta digital pada tahun 2023

Baca juga: Kementerian PPPA menggaet perusahaan teknologi digital talent printing

Baca juga: Kementerian Komunikasi dan Informatika merencanakan pelatihan bagi talenta digital akan terpengaruh efisiensi

Reporter: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
HAK CIPTA © Partaipandai.id 2023

Sumber

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *