Ketua KPU Tuban Fathul Ihsan mengatakan simulasi dimulai sebelum TPS dibuka untuk pemilih. Didahului dengan penyemprotan disinfektan di area TPS.
TUBAN, Partaipandai.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tuban bersama Polres Tuban menggelar simulasi pencoblosan atau pemungutan suara Pilkada 2020 di tengah pandemi COVID-19 di Mapolres setempat, Selasa (1/12).
Simulasi tersebut melibatkan berbagai pihak untuk mencegah terjadinya klaster baru pasca Pilkada. Oleh karena itu, selama simulasi semua petugas memilih sesuai protokol kesehatan Covid-19.
Ketua KPU Kabupaten Tuban Fathul Ihsan mengatakan, sebelum TPS dibuka untuk pemilih, petugas datang dan menyemprotkan disinfektan di tempat pemungutan suara. Selanjutnya petugas KPPS dan saksi memasuki TPS dengan menerapkan Protokol Kesehatan. Sementara itu, TPS sudah menyiapkan kursi yang sudah diatur jaraknya dan hanya dibatasi 12 pemilih.
“Setiap pemilih yang akan masuk ke TPS wajib mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun yang sudah disediakan panitia,” jelas Fathul, panggilan akrabnya.
Ia mengatakan, calon pemilih juga harus diukur suhu tubuhnya dan dilengkapi dengan sarung tangan. Jika suhu tubuh lebih dari 37,3 derajat Celcius, disarankan untuk menunggu beberapa menit dan mengukur suhu tubuh kembali. Namun, jika suhu tubuh masih di atas batas maksimal, akan disediakan bilik suara.
“Terkait pemilih yang terkonfirmasi positif COVID-19 yang berada di isolasi, jika ingin menggunakan hak pilihnya, petugas sudah siap mendatangi tempat isolasi. Petugas didampingi saksi dan tenaga kesehatan menggunakan APD lengkap,” jelasnya. .
Sementara itu, KPU berharap masyarakat tidak segan-segan datang ke TPS pada 9 Desember mendatang. Karena KPU sudah menyiapkan aturan protokol kesehatan di TPS.
“Untuk menghindari keramaian, kami sudah mengatur kedatangan pemilih ke TPS. Melalui surat pemberitahuan datang ke TPS tiga hari sebelum pencoblosan sudah ditulis waktu kedatangannya,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kapolres Tuban, AKBP Ruruh Wicaksono mengatakan, pelaksanaan simulasi ini diharapkan dapat mencegah pemilihan klaster. Dengan demikian, simulasi ini sangat penting agar pemilu berjalan kondusif dan bebas dari penyebaran COVID-19. Sedangkan KPPS yang terlibat dalam simulasi ini adalah petugas sungguhan dan nantinya akan bertugas di TPS.
“Semoga dapat memberikan pemahaman dan meyakinkan masyarakat bahwa pemilu di masa pandemi COVID-19 sesuai dengan protokol kesehatan,” harapnya. (wan/n)