Sidoarjo, NATION Daily – Rencana pemerintah pusat menerapkan new normal sebagai langkah pemulihan kondisi sosial ekonomi termasuk pendidikan, mendapat dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Tidak hanya itu, PKB juga mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian khusus terhadap penerapan new normal di pesantren. Karena selain sebagai pusat pendidikan, pesantren memiliki peran penting sebagai penopang stabilitas ekonomi dan sosial.
“Kami di Jatim sangat mendukung langkah ini. Kami juga akan mengawal penuh persiapan pelaksanaannya, khususnya untuk pondok pesantren,” kata anggota Fraksi PKB DPRD Jatim Achmad Amir Aslichin, di Sidoarjo, Kamis (28/5).
Berdasarkan data Kementerian Agama Jawa Timur, pada tahun 2019 terdapat 4.550 pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 574.340 santri.
“Bisa dibayangkan hampir tiga bulan ini, banyak cottage yang memulangkan siswanya. Tentu tidak hanya berdampak pada cottage saja. Tapi juga banyak sektor yang perekonomiannya bergantung pada kegiatan cottage,” kata legislator yang akrab disapa Mas Iin.
Oleh karena itu, Mas Iin mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya Gubernur Khofifah untuk tidak ragu menerapkan new normal di pondok pesantren. “Tentu juga dengan penerapan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat, disertai dukungan anggaran untuk kebutuhan standarisasi infrastruktur pendukung,” tambah anggota DPRD Jatim asal Dapil II (Sidoarjo).
Penerapan new normal, tambah Mas Iin, khususnya di pondok pesantren memang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Mulai dari pemulangan mahasiswa dari berbagai daerah, inspeksi massal, standarisasi fasilitas kesehatan dan ruang belajar, hingga alokasi anggaran khusus pada masa transisi new normal.
“Kami akan intens berkoordinasi dengan PWNU, PCNU, RMI mengenai kesiapan dan kebutuhan ponpes di masa new normal. Kami juga akan mendorong pemerintah provinsi dan daerah untuk mendukung penuh persiapan tersebut,” ujarnya.
Menurut Mas Iin, new normal sebagai langkah yang dipilih pemerintah harus dipahami secara bijak. New normal bukan berarti kita menyerah pada pandemi sama sekali. Kebiasaan baru ini menuntut kita untuk beradaptasi dengan cepat.
“Adaptasi menjadi kunci kita menghadapi pandemi. Oleh karena itu, bersama-sama kita harus mengawal pelaksanaan new normal,” pungkas politisi yang pernah menjabat Ketua FPKB DPRD Sidoarjo selama dua periode ini.(sta/rd)