memberikan rekomendasi panduan konten
Jakarta (Partaipandai.id) – Akademisi Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad meyakini organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) dapat berperan penting dalam membantu dan mempertahankan nilai-nilai sosial di tengah pesatnya transformasi digital Indonesia.
“NU bisa memberi warna dengan menjaga nilai, memberikan rekomendasi pedoman konten. Sehingga bisa mengawal masa disrupsi konten ini dan lebih menjaga nilai (sosial) di masyarakat,” kata Nyarwi dalam diskusi “Menuju Abad NU: Mendidik Citizens, Reorganisasi Peradaban di Era Digital” online, Kamis.
Sejak percepatan adaptasi teknologi akibat pandemi COVID-19, Indonesia pada tahun 2021 akhirnya mencanangkan visi percepatan transformasi digital nasional dengan target menjadi “bangsa digital”. Berdasarkan data Hootsuite dan We Are Social pada awal 2022, jumlah penduduk Indonesia mencapai 204,7 juta orang, meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya.
Namun, tidak dapat dihindari bahwa dalam proses penggunaan platform digital khususnya media sosial, dalam konten penyiaran terkadang kurang mendidik dan pada akhirnya berpotensi buruk bagi masyarakat.
Misalnya dari yang paling sederhana seperti kasus anak remaja yang tiba-tiba menghentikan truk yang melaju karena merasa tertantang dari konten viral lainnya.
Ancaman lain seperti penipuan online hingga cyberbullying juga marak terjadi dan tentunya hal tersebut perlu disikapi dengan regulasi yang tepat. Peran NU sebagai komunitas yang dapat menjadi mitra kerja sama Pemerintah dalam mengatur transformasi digital adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Ormas keagamaan berbasis masyarakat seperti NU dapat memberikan warna baru dalam menjaga dan merawat keunikan nilai dan norma yang telah dimiliki bangsa Indonesia sejak lama.
Selain perannya sebagai kolaborator dengan pemangku kepentingan, warga NU diharapkan dapat aktif memanfaatkan kanal digital atau akses digital lainnya dalam momentum transformasi digital untuk menjadi “role model” di tengah kondisi dunia yang tidak menentu.
Dengan demikian, masyarakat tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri dapat meniru hal-hal baik yang tentunya sejalan dengan ajaran agama.
“NU bisa jadi panutan, karena dunia sedang kacau kan? Kita tahu konflik di Rusia-Ukraina, di Timur Tengah. Terkadang orang luar iri dengan NU di Indonesia karena keren, kita harus tunjukkan kepada dunia, bahwa kita bisa menjadi panutan,” tutup Nyarwi.
Baca juga: Penetrasi internet memudahkan UMKM memasuki ekosistem digital
Baca juga: Kominfo mempersiapkan para pemimpin digital untuk sukses dalam transformasi digital
Baca juga: B20 mendorong digitalisasi yang adil dan inklusif
Reporter: Livia Kristianti
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Redaksi Pandai 2022