Jakarta (Partaipandai.id) – Pabrik pintar Schneider Electric Cikarang menerapkan “digitalisasi” dan “Keberlanjutan” yang berorientasi pada pencapaian net zero emisi pada tahun 2025 serta keanekaragaman hayati dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Joko Sutopo, Plant Director Schneider Electric Cikarang menargetkan netralitas karbon pada tahun 2025 dengan memanfaatkan 100 persen energi terbarukan sebagai sumber energi listrik, dan menerapkan green supply chain seperti pengurangan rasio angkutan udara di sektor logistik dan 3R (Reduce, Program Reuse, Recycle) di bidang logistik. pengemasan produk untuk mencapai zero waste dalam pengelolaan limbah.
“Artinya apapun yang kita lakukan di sini 97 persen dikurangi dan kemudian bisa didaur ulang. Jadi tujuannya agar kita tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan tempat kita berada dan sekarang masih ada sekitar 2,8 persen pekerjaan rumah yang tidak bisa kita lakukan. proses. Saya sudah mencari beberapa kontraktor. untuk diproses, “katanya.
Joko Sutopo juga menjelaskan konsep smart factory yang bertujuan untuk mendapatkan informasi secara real-time sehingga dari informasi tersebut mampu memberikan saran untuk mengambil tindakan dan sebagainya.
“Kelebihan Smart Factory bukan mengurangi orang, tapi kita bisa mendapatkan informasi real time sehingga dari informasi real time kita bisa mendapatkan saran untuk mengambil tindakan secepatnya,” ujarnya.
Joko Sutopo juga menambahkan bahwa perusahaan juga memiliki program bernama “Schneider go to school” yang aktif di lembaga pendidikan. Program ini mendidik siswa sejak dini untuk peduli terhadap efisiensi energi yang berdampak pada keberlanjutan. Hingga saat ini, Schnieder juga telah mempekerjakan sekitar 500 lulusan SMK di Cikarang dan kami telah bekerja sama dengan pemerintah untuk merevitalisasi 125 SMK.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Astri Ramayanti Dharmawan, Business Vice President Sustainability Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, mengatakan, “Sejak tahun 2017, pabrik Schneider Electric di Cikarang telah melakukan digitalisasi melalui penerapan teknologi digital dan otomatisasi dengan solusi EcoStruxure untuk produktivitas dan efisiensi operasional.
“Schneider Electric memiliki misi untuk menjadi mitra digital untuk keberlanjutan dan efisiensi. Secara global, kami telah memulai perjalanan keberlanjutan sejak 2005 dan terus memperbarui komitmen keberlanjutan kami. Schneider Sustainability Impact (SSI) 2021-2025 kami yang baru berfokus pada Amerika Serikat Nations Sustainable Development Goals (SDGs) yang mencakup 6 komitmen jangka panjang yang melibatkan bisnis dan mitra kami, pelanggan dan komunitas lokal,” katanya.
Astri Ramayanti Dharmawan juga menjelaskan bahwa dari sisi SDM, mereka mengubah pola pikir dan meningkatkan kompetensi digital mereka.
“Kami juga mendorong kreativitas sumber daya manusia kami dalam menciptakan solusi hijau dan berkelanjutan di lingkungan pabrik, baik dalam proses operasional, konservasi keanekaragaman hayati maupun pengembangan masyarakat lokal.”
Sebagai pabrik Engineered-to-order Schneider Electric terbesar di Asia, Schneider Electric Cikarang adalah pabrik perakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai macam produk mulai dari peralatan listrik tegangan rendah hingga menengah.
Terletak di kawasan industri EJIP (Jakarta Timur Industrial Park), dengan luas 33.000 meter persegi, pabrik Cikarang mempekerjakan 800 karyawan dan memiliki sertifikasi berdasarkan standar nasional dan internasional antara lain ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 50001 dan SMK3.
Baca juga: 3 Indonesia bekerja sama dengan Schneider Electric untuk memodernisasi tiga data center
Baca juga: Telkomsel bekerja sama dengan Schneider Electric untuk mempercepat adopsi 5G di industri
Baca juga: “Edge computing” diprediksi akan segera digunakan di berbagai sektor
Wartawan: Syamsul Rizal
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Redaksi Pandai 2022