Jakarta (Partaipandai.id) – Pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengingatkan pentingnya penerapan keamanan siber baik dari sistem, jaringan maupun aplikasi, jika pemerintah ingin mewujudkan super aplikasi atau super-aplikasi.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah kewajiban untuk menerapkan keamanan siber, baik sistem, jaringan, maupun aplikasi juga perlu diamankan. Karena aplikasi super Alangkah baiknya jika keamanan siber bisa diterapkan secara optimal,” kata Pratama Persadha seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Partaipandai.id di Jakarta, Minggu.
kamiBaca juga: Empat cara untuk menghindari penipuan online
Menurut Pratama, penerapan keamanan siber dapat dilakukan, misalnya dengan menggunakan teknologi paling mutakhir seperti teknologi enkripsi yang canggih. Selain itu, keamanan yang baik juga perlu diterapkan tidak hanya di aplikasi tetapi juga di data center.
“Kemudian, bentuk HR khusus untuk menangani aplikasi super ini. Tidak ketinggalan isu good governance, plus regulasi pemerintah dalam hal ini UU Perlindungan Data Pribadi kuat,” tambah Pratama.
Beberapa waktu lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate berencana menggabungkan 24.400 aplikasi milik pemerintah saat ini menjadi sebuah super-aplikasi.
Menurut Pratama, saat ini terlalu banyak aplikasi milik pemerintah. Setiap kementerian dan lembaga negara, kata Pratama, bahkan memiliki aplikasi serupa dengan sistem yang berbeda.
Selain itu, lanjutnya, banyak juga aplikasi atau situs web yang sudah lama tidak digunakan namun masih hidup, sehingga berpotensi melahirkan ancaman baru mulai dari anggaran, data yang membingungkan, hingga sistem keamanan.
“Dengan begitu banyak aplikasi dan situs web idle, banyak potensi serangan dan kebocoran data. Sistem yang aktif digunakan masih menjadi sasaran empuk. Karena dalam gedung aplikasi super nanti kita butuh tim yang kuat, misalnya dari Kominfo, BSSN, BIN dan lembaga negara lain yang berkepentingan,” kata Pratama.
Tak hanya soal keamanan siber, Pratama juga mengingatkan agar membuat aplikasi super membutuhkan pusat data nasional yang akan menjadi server utama untuk mengolah semua data yang masuk, khususnya data kependudukan.
“Lalu yang juga harus disiapkan adalah program pendataan nasional, jadi harus jelas data dari siapa yang digunakan dalam pendataan. aplikasi super ini. Diharapkan dari aplikasi super Sekarang, semua kementerian dan lembaga bisa berkolaborasi dalam platform digital,” pungkas Pratama.
Baca juga: Tips mengamankan data pribadi di akun e-commerce
Baca juga: Asosiasi menyoroti pentingnya penerapan “GRC” untuk fintech
Baca juga: BSSN meningkatkan keamanan siber dengan berbagai layanan
Reporter: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosario Dwi Putri
Redaksi Pandai 2022