Kami sedang mempersiapkan agar setidaknya ada 5 daerah percontohan oleh kepala daerah dari PDIP.
Jakarta (Partaipandai.id) –
PDI-P (PDIP) langsung menginstruksikan lima kepala daerah dari partainya untuk membuat percontohan sapi Bali.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPP PDIP Bidang Koperasi dan UMKM Mindo Sianipar dalam Forum Group Discussion (FGD) yang digelar secara hybid dengan tema “Penggemukan Sapi Rakyat Untuk Kedaulatan Pangan”, Kamis.
PDIP juga mendorong pengembangan peternakan sapi rakyat melalui Program Gelora Berdaulat Indonesia di bidang pangan. Temuan penelitian yang ditawarkan adalah sebuah revolusi dalam pakan atau nutrisi sapi.
“Kami ingin sapi Bali go global. Kami sedang mempersiapkan agar setidaknya ada 5 daerah percontohan oleh kepala daerah PDIP,” kata Mindo Sianipar dalam siaran persnya.
Salah satu peneliti di Laboratorium Ekonomi Gotong Royong/DPP PDIP Sekolah Lapang Pertanian di Kabupaten Cariu, Jawa Barat Dr David menjelaskan, pihaknya telah melakukan penelitian sejak tahun 2016.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menemukan daging sapi merah, tidak berbau, kurus lemak dengan total lemak 2 persen, berkarakter marbling, serta meningkatkan protein dan menurunkan kolesterol.
“Agar gula darah dan kolesterol turun, fesesnya tidak bau, intinya menghasilkan daging yang berkualitas,” kata David.
Pihaknya kemudian melakukan berbagai eksperimen dan akhirnya berhasil menemukan aplikasi teknologi dan cara-cara yang dapat menghasilkan produk yang lebih baik dengan biaya yang minimal, sehingga secara ekonomis dapat dijalankan oleh siapa saja.
“Dengan sapi bali, kami mengolah teknologi nutrisi pakan sapi. Bahkan pupuk kandang tidak perlu diaplikasi lagi karena langsung bisa menjadi pupuk yang sangat baik untuk tanaman. Kami sudah mengujinya pada tanaman padi di Pemalang,” kata David.
Melalui aplikasi nutrisi, pihaknya juga berhasil menemukan cara bagaimana sapi berumur 9 tahun bisa melahirkan hanya dalam waktu 7 bulan. Padahal biasanya, pembibitan bisa memakan waktu 9 bulan.
Pihaknya juga telah melakukan uji coba penggemukan sapi dengan aplikasi nutrisi tersebut. Hasilnya juga sangat bagus.
“Kotorannya juga tidak berbau, jadi tidak perlu takut mengganggu tetangga. Kita dorong kotorannya diolah dalam bentuk briket atau pelet sebelum dijadikan pupuk tanaman. Dengan cara ini, beternak tidak harus lama, baik pembibitan maupun penggemukan, agar kedaulatan pangan bisa terus berlanjut,” kata David. .
Peneliti lain yang juga Dewan Pembina Ikatan Dokter Hewan Indonesia drh Ganis Harsanto Ahmadiningrat mengatakan, melalui formulasi pakan yang tidak biasa, ternyata dapat menemukan waktu penggemukan yang lebih singkat dengan volume daging yang lebih padat. Hal ini menyebabkan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah.
Prosedurnya juga tidak rumit, sehingga bisa digandakan di banyak tempat.
“Kami menemukan bahwa masa kehamilan sapi dapat dipersingkat dengan revolusi pakan ini. Ini revolusioner dan kami dapat melakukannya untuk meningkatkan dan melipatgandakan hasil daging. Bagi kami ini akan sangat membantu Indonesia dalam menangani, misalnya, masalah stunting. terkait masalah pangan,” ujarnya lagi.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan temuan ini merupakan salah satu program konkrit yang ditawarkan PDIP sebagai solusi bagi rakyat.
Pada Idul Adha lalu, temuan daging sapi Bali itu sudah teruji.
“Daging sapi khas Bali ini sudah diolah oleh chef-nya dan ternyata hasilnya luar biasa enak. Bagi yang sudah berumur, dipastikan makan daging olahan ini tidak akan melukai giginya. Uratnya juga bagus,” kata Hasto.
Ia berharap gerakan yang digagas PDIP ini dapat mendorong semua pihak untuk secara simultan mengembangkan pertanian berbasis benih lokal.
“Jangan sampai keunggulan sapi lokal ini diambil oleh Australia, misalnya, dan mereka akan mengembangkannya di sana,” kata Hasto.
Reporter: Syaiful Hakim
Redaktur: Budisantoso Budiman
Redaksi Pandai 2022