Kebutuhan lulusan bioteknologi sebenarnya masih tinggi
Jakarta (Partaipandai.id) – Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI) Listya Utami Karmawan mengatakan perlu kerjasama pentaheliks mengembangkan keahlian bioteknologi di Indonesia.
“Salah satu tantangannya adalah merancang kurikulum. Untuk mengembangkannya, perlu ada kolaborasi pentaheliksNah, kalau semuanya berjalan beriringan, diharapkan kurikulum yang ada bisa lebih fokus sesuai tuntutan yang diinginkan,” kata Listya dalam diskusi tersebut. hibrida bertajuk “Turbocharing Indonesia’s Medical Biotech Education”, Jumat.
Listya menjelaskan bahwa bioteknologi merupakan salah satu bidang turunan dari ilmu biologi yang mempelajari bagaimana memanfaatkan makhluk hidup dan turunannya untuk diolah menjadi produk yang dapat bermanfaat bagi manusia.
Baca juga: Menkes Ajak Perguruan Tinggi Bangun Ekosistem Startup Berbasis Bioteknologi
Perkembangan global cukup banyak dan saat ini berkembang di Indonesia dengan banyak perguruan tinggi yang mulai membuka jurusan bioteknologi.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Membahas kurikulum saat ini sebenarnya masih perlu dikembangkan dan idealnya, agar efektif, diperlukan kolaborasi pentaheliks atau lima pihak, yaitu akademisi, pelaku industri, pemerintah, masyarakat, dan media.
IPBSI sebagai salah satu organisasi yang ikut memfasilitasi pembentukan kurikulum bioteknologi di Indonesia juga berusaha untuk dapat menjawab tantangan tersebut dengan terus adaptif.
Kebijakan dari otoritas terkait yakni Kampus Merdeka yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga dinilai Listya sebagai salah satu langkah tepat agar calon talenta di bidang bioteknologi dapat berkembang.
Baca juga: AIPI: Sektor bioteknologi Indonesia tertinggal dari negara lain
“Dengan magang, penelitian, dan Kampus Merdeka memudahkan mahasiswa untuk merasakan pengalaman di luar kampus. Ini bagus karena kurikulum kami (secara nasional) telah mengarah pada kondisi tersebut dan dapat memfasilitasi mahasiswa selama tiga semester untuk dapat belajar di luar kampus,” kata Listya.
Membahas potensi pengembangan sektor bioteknologi, Listya dengan antusias menjawab bahwa masih banyak prospek ke depan bagi masyarakat di Indonesia terkait dengan pengembangan bioteknologi.
“Kebutuhan lulusan bioteknologi sebenarnya masih tinggi. Untuk berkiprah di bidang bioteknologi masih sangat terbuka lebar. memulai meskipun dalam tahap perintisan. Ini masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk mengembangkannya,” pungkasnya.
Baca juga: Penguatan SDM bioteknologi Indonesia tingkatkan ketahanan kesehatan
Baca juga: Menkes: BGSi dan Etana Tandai Kemerdekaan Bioteknologi Indonesia
Baca juga: UI menjadi tuan rumah kongres komunitas bioteknologi Asia di Bali
Reporter: Livia Kristianti
Redaktur : Suryanto
Redaksi Pandai 2022