Ternate (Partaipandai.id) – Personel Polres Ternate Maluku Utara berjaga-jaga di seluruh SPBU di Ternate menyusul kenaikan harga BBM, untuk mengantisipasi penimbunan dan pembelian BBM menggunakan jerigen dan mobil modifikasi.
Kapolres Ternate, AKBP Andik P Sigit, di Ternate, Minggu, mengatakan pengamanan ini dilakukan untuk mengantisipasi penimbunan, kelebihan pembelian, dan penyimpanan pendistribusian BBM.
“Kami sudah menempatkan personel untuk memantau agar kondusif, tidak ada penimbunan,” kata Sigit, di Ternate, Minggu.
Baca juga: Pertamina Pastikan Stok BBM Aman Pasca Penyesuaian Harga di Papua
Dikatakannya, SPBU yang dijaga antara lain SPBU Kalumata, SPBU Maliaro, SPBU Batu Anteru, dan SPBU Codo.
Selain SPBU, Terminal BBM PT Pertamina (Persero) Ternate yang terletak di Desa Jambula juga dijaga dan diawasi dengan melibatkan jajaran TNI dan instansi terkait. “Kami pastikan kawasan SPBU di Kota Ternate tetap aman, terkendali dan kondusif pasca pemerintah menaikkan harga BBM,” kata Kapolres.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Sementara itu, Area Manager Communication Relations & CSR Papua Maluku, Edi Mangun mengatakan tren ICP masih berada di level yang cukup tinggi, Agustus lalu tercatat sekitar 94,17 USD/Barrel, Pertamina Patra Niaga menetapkan harga baru untuk Pertamax yang berlaku efektif. mulai 3 September. Harga jual Pertamax ditetapkan Rp. 14.850 per liter untuk wilayah Papua Maluku atau daerah dengan pajak bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 7,5 persen.
Baca juga: Para ekonom yakin Indonesia mampu menghadapi dampak kenaikan harga BBM
“Harga baru ini sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM nomor 62/K/12/MEM/2020 tentang Formulasi Harga Jenis Bahan Bakar Umum (JBU). Jika dibandingkan dengan produk RON 92 lainnya, harga Pertamax masih yang paling kompetitif. Produk lain dengan RON yang sama harganya lebih tinggi dari harga BBM Pertamina,” kata Edi.
Dia menyatakan, penyesuaian harga ini akan terus diimbangi dengan ketersediaan stok dan jaminan distribusi ke seluruh SPBU di Indonesia. Pertamina menjamin pemerataan BBM bagi masyarakat.
Baca juga: Kenaikan harga BBM menjadi momentum untuk memaksimalkan penggunaan energi bersih
“Kondisi stok BBM bersubsidi dan nonsubsidi di wilayah Papua Maluku dalam kondisi aman. Ketahanan stok Pertalite tercatat di level 23 hari, Solar di level 24 hari dan Pertamax di level 28 hari. Dengan rata-rata daya tahan produk di atas 20 hari, maka posisi ketahanan stok Papua, Maluku, Maluku Utara dinilai aman,” ujarnya.
Sementara itu, penetapan kenaikan harga BBM berdasarkan pengumuman Presiden Joko Widodo terkait kenaikan harga BBM mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga BBM bersubsidi dan nonsubsidi terbaru mulai berlaku pada Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB kemarin.
Baca juga: Menkeu: Harga BBM bersubsidi jauh lebih rendah dari harga yang seharusnya
Harga Pertalite mulai dari Rp. 7.650 per liter menjadi Rp. 10.000 per liter, harga solar bersubsidi mulai Rp. 5.150 per liter menjadi Rp. 6.800 per liter, dan harga Pertamax mulai Rp. 12.500 sampai Rp. 14.500 per liter.
Wartawan: Abdul Fatah
Editor: Ade P Marboen
Redaksi Pandai 2022