Jakarta (Partaipandai.id) – Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak generasi muda dunia untuk lebih terlibat dalam politik karena cenderung kurang terwakili dalam proses pengambilan keputusan politik.
Dia menyoroti data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengatakan jumlah pemuda diproyeksikan tumbuh 7 persen menjadi hampir 1,3 miliar pada tahun 2030.
“Meskipun proporsinya tinggi, anak muda cenderung kurang terwakili dalam proses pengambilan keputusan politik di mana lebih dari 2,6 persen. Anggota Parlemen dunia adalah anak muda di bawah 30 tahun,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu malam. .
Hal itu disampaikannya saat menyampaikan sambutannya pada acara “Networking Night” dalam rangkaian Youth 20 (Y20) Indonesia 2022 Summit.
Menurut Puan, keterlibatan pemuda adalah kunci untuk mempromosikan dan memperkuat demokrasi di seluruh dunia dan juga untuk memajukan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Ia menilai anak muda adalah “mesin” pembangunan ekonomi masa depan, dan hari ini adalah pemimpin masa depan, sehingga diharapkan mampu menghadirkan ide-ide baru untuk memecahkan masalah global.
Puan juga menyebutkan pandemi COVID-19 yang melanda dunia serta perubahan iklim yang menyebabkan munculnya ‘new normal’ di banyak negara.
“Belum lagi, dunia sedang menghadapi kekacauan global akibat perang antara Rusia dan Ukraina yang mengganggu ketahanan energi dan pangan. Saat kita berusaha menyelesaikan masalah global ini, kita harus fokus pada proses pemulihan dan membangunnya kembali dengan lebih baik,” katanya. dikatakan.
Baca juga: Kemenpora berharap Y20 dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas generasi muda
Puan mengatakan dunia harus memprioritaskan komunitas yang paling terkena dampak krisis, seperti pemuda dan perempuan, sehingga tema Y20 2022, “dari pemulihan ke ketahanan: membangun kembali agenda pemuda”, sangat relevan dan tepat waktu.
Menurutnya, saat ini dunia tidak hanya perlu pulih, tetapi juga perlu membangun dunia yang tangguh, dan ada beberapa cara untuk membangun ketahanan bagi kaum muda.
Dijelaskannya, cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memberdayakan generasi muda, dan meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
“Langkah lain yang bisa dilakukan adalah memastikan suara generasi muda didengar di tingkat global, nasional, dan lokal,” katanya.
Puan menilai representasi politik pemuda perlu diperkuat untuk mengemban kepentingannya di lembaga formal seperti parlemen, lembaga pemerintah, dan dewan pemuda.
Cara kedua yang bisa dilakukan negara-negara dunia, menurut dia, adalah dengan memberikan pendidikan yang berkualitas bagi generasi muda. Hal itu karena pendidikan dapat menjadi “game changer” yang mengubah generasi muda menjadi kekuatan positif di masyarakat.
“Pandemi telah mengganggu pendidikan lebih dari 90 persen anak-anak di seluruh dunia. Bagi banyak siswa, gangguan ini mungkin berdampak permanen pada masa depan mereka,” katanya.
Puan menjelaskan, dalam jangka pendek, prioritas yang perlu dilakukan adalah membantu anak-anak mengejar ketertinggalannya dalam belajar di masa pandemi.
Karena itu, ia menilai perlu juga sistem pendidikan modern yang dapat membuat pembelajaran lebih berpusat pada siswa, dinamis, dan kolaboratif.
“Kita perlu mengubah pendidikan agar siswa dapat mencapai potensi penuhnya dengan mempelajari pengetahuan dan teknologi baru. Pendidikan yang berkualitas harus dapat membantu siswa meningkatkan literasi digital dan mengurangi kesenjangan digital,” ujarnya.
Hadir pada acara “networking night” tersebut sebanyak 59 orang yang terdiri dari 17 negara delegasi Y20 dan juga ada perwakilan dari organisasi dunia yaitu WTO, ADB, dan ASEAN.
Selain itu, hadir pula lima Co-chair Y20 Indonesia, yakni Michael Victor Sianipar, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Budy Sugandi, Indra Dwi Prasetyo, dan Nurul Hidayatul Ummah.
Baca juga: Pemkot Jakbar ajak anak muda ikut pilkada Abang None
Baca juga: UNDP mengatakan melibatkan kaum muda penting dalam mempromosikan kewirausahaan sosial
Wartawan: Imam Budilaksono
Editor: Suharto
Redaksi Pandai 2022