Para pemimpin agama di R20 prihatin dengan tantangan global.
Badung (Partaipandai.id) – Aliansi Global dalam Forum Keagamaan G20 (Forum R20) menyatakan komitmennya untuk mendorong pencegahan penggunaan politik identitas sebagai respons terhadap krisis global yang sedang berlangsung.
“Mencegah penggunaan identitas sebagai senjata politik,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dikutip dari Komunike Akhir Forum Agama G20 (R20), dikonfirmasi dari Badung , Bali, Jumat.
Lebih lanjut, R20 juga menekankan komitmen untuk menekan penyebaran kebencian antar masyarakat, menyerukan semangat solidaritas, dan saling menghormati satu sama lain dengan latar belakang yang berbeda, budaya yang berbeda, dan kebangsaan yang berbeda.
Melalui keterangan resmi, Gus Yahya juga menyatakan bahwa R20 berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari kekerasan dan penderitaan akibat konflik.
“Para pemimpin agama di R20 prihatin dengan berbagai tantangan global, seperti kerusakan lingkungan, bencana alam, kemiskinan, pengangguran, penelantaran, ekstremisme, dan terorisme,” katanya.
Oleh karena itu, Forum R20 diselenggarakan oleh PBNU bekerjasama dengan Liga Muslim Dunia untuk menjadikan agama sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
Penyelenggara berharap untuk memobilisasi pemimpin agama, sosial, ekonomi dan politik dari seluruh dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi, bukan masalah.
“R20 berupaya menyuntikkan nilai-nilai spiritual dan moralitas ke dalam struktur sosial, politik, dan ekonomi dunia,” kata Gus Yahya.
Forum Keagamaan G20 atau R20 digelar PBNU bersama Liga Muslim Dunia (MWL) di Nusa Dua, Bali, pada 2-3 November 2022.
Tercatat ada 338 peserta yang dipastikan mengikuti acara R20 dari 32 negara, dan sebanyak 124 dari luar negeri. Forum tersebut menghadirkan 45 pembicara dari lima benua.
Baca juga: R20, Gus Dur, dan Perdamaian Dunia
Baca juga: Ketua PBNU Resmi Tutup R20 di Bali
Reporter: Putu Indah Savitri
Redaktur: D.Dj. Kliwantoro
Redaksi Pandai 2022
