Jakarta (Partaipandai.id) – Memperingati Hari Sampah Elektronik Internasional, perusahaan teknologi Octopus Indonesia mengajak masyarakat untuk mengubah sampah elektronik menjadi investasi digital melalui kampanye #UbahSampahJadiInvestasiDigital.
Diketahui berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2021, tumpukan sampah elektronik sudah mencapai dua juta ton dan 56 persen sampah elektronik berada di Pulau Jawa, didominasi sampah elektronik dari rumah tangga seperti televisi. , kulkas, dan mesin cuci. .
Chief Executive Officer dan Co-Founder Octopus Indonesia Moehammad Ichsan menjelaskan, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami risiko membuang sampah elektronik. Padahal, pengelolaan e-waste yang tidak tepat dapat mengancam lingkungan dan kesehatan manusia.
“Dengan adanya kampanye #UbahSampah JadiInvestasiDigital untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan, pengumpulan dan pembuangan sampah elektronik yang baik dan benar,” kata Ichsan dalam keterangan resmi yang diterima Partaipandai.id di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Jakarta siapkan enam gudang limbah B3
“Melalui ekosistem dan teknologi berbasis ekonomi sirkular Octopus, kami ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk membuang sampah elektronik dengan menukarkannya dengan aset investasi digital yang berharga seperti emas dan emas. bitcoin,” dia melanjutkan.
Dalam menjalankan kampanye #UbahSampah JadiInvestasiDigital, Octopus Indonesia bekerja sama dengan platform investasi digital, Pluang dan Treasury.
Melalui aplikasi Octopus, masyarakat dapat memilah dan membuang peralatan elektronik yang tidak terpakai seperti, smartphonetablet, televisi, dispenser, kipas angin, Pemurni air, CD/DVD pemainPC, laptop, penyedot debu, kulkas, mesin cuci, hingga AC.
Gurita juga bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta menyiapkan 10 poin stasiun pembuangan sampah Octopoint di ruang publik seperti taman kota, RPTRA, Puskesmas, kantor kelurahan dan kecamatan.
Selain itu, Octopus juga menghadirkan layanan jemput sampah elektronik yang kini sudah tersedia di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang Selatan. Selama kampanye, Octopus memiliki target untuk mengumpulkan 10 ton e-waste.
Dengan memilah dan membuang e-waste melalui aplikasi Octopus, masyarakat turut serta mendukung daur ulang e-waste, dan mendapatkan poin yang bisa ditukarkan dengan emas atau bitcoin. 20.000 poin setara dengan 0,02 gram emas dan 51.000 poin setara dengan sekitar 0,00016 bitcoin (per 14 Oktober 2022).
Nantinya, Octopus akan menguraikan sampah elektronik berdasarkan komponen kelistrikan (PCB, kabel dan motherboard) dan komponen bodi (paduan plastik dan logam). Kemudian, komponen tersebut akan didaur ulang menjadi bahan baku seperti bijih logam atau bijih plastik.
“Kami yakin dengan kampanye #UbahSampah JadiInvestasiDigital, masyarakat tidak hanya mengamankan masa depan dengan instrumen investasi yang menguntungkan, tetapi juga sekaligus mendukung, melindungi, dan melestarikan lingkungan,” ujar Anang Samsudin, Head of PR & Partnership Treasury.
“Kami berharap aksi pengolahan sampah oleh Octopus Indonesia ini dapat memulai kebiasaan baik untuk lingkungan yang lebih berkelanjutan serta membuka peluang bagi masyarakat untuk mencapai kemandirian finansial,” ujar VP Marketing – CEO Office Pluang Yosua Tanuwiria menambahkan.
Baca juga: Ide aplikasi setoran sampah adalah untuk mendapatkan saldo elektronik
Baca juga: Xiaomi dan Octopus memulai pengelolaan daur ulang limbah elektronik
Baca juga: Teknologi pengolahan limbah elektronik sedang dirancang oleh BPPT
Reporter: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosario Dwi Putri
Redaksi Pandai 2022