Schneider Electric mendukung pengembangan pusat data yang berkelanjutan

Jakarta (Partaipandai.id) – Perusahaan transformasi digital mendukung pengembangan pusat data berkelanjutan atau “green data center” yang saat ini menjadi fokus pelaku industri pusat data sebagai upaya dekarbonisasi.

Business Vice President Schneider Electric Indonesia Secure Power Yana Achmad Haikal mengatakan konsep green data center semakin menjadi fokus para pelaku industri data center sebagai upaya decarbonize kegiatan operasional mereka.

“Termasuk efisiensi konsumsi listrik yang terukur dan beralih ke sumber energi terbarukan serta upaya mengurangi dampak lingkungan secara langsung dari fasilitas dan teknologi pusat data,” kata Yana dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Data center ramah lingkungan akan hadir di Indonesia

Studi internal Schneider Electric memperkirakan bahwa pada tahun 2025, penggunaan energi oleh industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan membengkak menjadi 20,9 persen dari total global, dan menyumbang 5,5 persen emisi gas rumah kaca global. Sedangkan salah satu konsumsi listrik terbesar di industri IT berasal dari data center.

Dikatakannya, listrik dan pendingin paling banyak mengonsumsi energi di pusat data dan perlu menjadi prioritas utama dalam peningkatan keberlanjutan. Sistem pendingin mengkonsumsi listrik paling banyak di fasilitas pusat data, mencapai lebih dari 37 persen dari total konsumsi listrik, dan membutuhkan sumber daya air dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, lanjutnya, diperlukan sistem pemantauan secara real time untuk mengukur efektivitas operasional fasilitas data center dalam penggunaan listrik, air, dan sumber daya lainnya.

“Tidak hanya itu, pemilihan solusi dan teknologi data center yang mengusung konsep ramah lingkungan dan dapat mengoptimalkan siklus hidup data center juga sangat penting dalam mendukung ketahanan dan keberlanjutan operasional sebuah data center,” ujarnya.

Terkait hal itu, Yana Achmad menyatakan PT Dunia Virtual Online telah menunjuknya untuk mendukung pembangunan infrastruktur data center baru miliknya yang diberi nama AREA31 yang berlokasi di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Mengincar pasar dunia, DCII membuka pusat data di Bintan

Dalam mendukung infrastruktur AREA31 menjadi green data center, landasan dasarnya adalah memiliki visibilitas yang komprehensif terhadap rangkaian tindakan termasuk konsumsi energi, memiliki kemampuan mengolah dan menganalisis data secara akurat dan real time untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran.

President Director AREA31 Michael Alifen mengatakan AREA31 mengusung konsep Purpose-Built Data Center yang tidak hanya menyediakan solusi data center, tetapi juga teleport satelit.

AREA31 memiliki kapasitas hingga 25 MegaWatt yang nantinya akan menyediakan 8 Data Hall yang menampung hingga 1.200 rak. “Kami memiliki visi dan misi untuk menjadikan AREA31 sebagai data center yang hijau & berkelanjutan,” ujar Michael.

AREA31 adalah penyedia Pusat Data Hyperscale dengan konsep “bunker militer” dengan 8 Lapisan Keamanan Tinggi, dan menawarkan area atap seluas 3.500 meter persegi sebagai fasilitas Pelabuhan Telekomunikasi (Teleport).

Fasilitas ini diperuntukkan bagi Penyelenggara Komunikasi Satelit untuk kolokasi Stasiun Bumi dengan kapasitas sampai dengan 14 unit antena stasiun bumi dengan diameter 9 meter. AREA31 telah disertifikasi RATED 3 oleh ANSI TIA 942.

Baca juga: PLN: Listrik berbasis EBT dukung pengembangan kapasitas data Indonesia

Reporter: Subagyo
Editor: Siti Zulaikha
HAK CIPTA © Partaipandai.id 2023

Sumber

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *