Jakarta (Partaipandai.id) – Meski cita-citanya menjadi dokter tidak terwujud, hal itu tidak menyurutkan semangat Mahmuda untuk menebar kebaikan dan manfaat di tanah kelahirannya, Desa Penyamun, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung.
Ia pernah menempuh pendidikan selama 3 semester di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Ahmad Yani Yogyakarta. Ia menyadari bahwa biaya pendidikan kesehatan tidaklah murah, apalagi kakak perempuannya yang pernah sekolah kebidanan tidak serta merta mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang.
Mengingat ayahnya Abdul Razak (70) hanya seorang pensiunan pekerja timah dan ibunya Melati (63) hanya seorang ibu rumah tangga.
Di tengah kebingungan antara mengejar cita-cita yang tidak mudah dicapai dan tidak ingin membebani orang tuanya, Mahmuda menuruti nasehat orang tuanya, terutama ibunya yang memintanya mendaftar sebagai polisi.
Dengan bismillahMuda — sapaan akrab Mahmuda — mendaftar sebagai Kompol Pol Bangka Belitung pada 2014. Kebetulan, saat itu banyak dibuka polisi wanita (Polwan) untuk ditempatkan di Polsek mengisi posisi Pelayanan Perempuan dan Anak. (PPA).
Meski belum tahu pelatihan menjadi polisi seperti apa, ujian demi ujian ia lalui dengan keyakinan untuk memenuhi harapan kedua orang tuanya yang menginginkan salah satu dari sembilan anaknya menjadi polisi.
Berbekal restu dari ibunya, bungsu dari sembilan bersaudara ini akhirnya lulus pada 29 Desember 2014 sebagai anggota Polri. Kemudian pada Januari 2015 mulai bertugas sebagai Polwan di Polda Bangka Belitung.
“Orang tua saya suruh ikut tes polisi, siapa tahu rezeki, mereka langsung kerja. Dicoba, Alhamdulillah diterima,” kata Brigadir Mahmuda saat dihubungi Partaipandai.id di Jakarta akhir pekan ini.
Dedikasi profesional
Harapan Orang Tua Briptu Mahmuda agar Putranya Menjadi Polisi Terbukti, Terekam dalam Foto Ukuran Penuh close-up dengan bingkai kayu berwarna coklat yang tergantung di dinding rumahnya, memperlihatkan gambar seorang pemuda berseragam polisi diapit oleh ayah dan ibunya.
Delapan bersaudara Briptu Mahmuda atau Briptu Muda berprofesi sebagai guru, ibu rumah tangga, bidan, buruh dan wiraswasta. Dia adalah satu-satunya anggota Polri.
Briptu junior tersebut memutuskan untuk berhenti kuliah di Stikes Ahmad Yani Yogyakarta karena berbagai pertimbangan bahwa perkuliahan harus hadir setiap hari, sementara belum ada sistem pengajaran online saat itu, sedangkan masa bakti tidak bisa ditinggalkan.
Pertama bertugas, Brigadir Muda mendapat penempatan di Polda Bangka Belitung selama 6 bulan, setelah itu dikeluarkan telegram untuk penempatan di Bagian Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polsek Sungai Liat.
Tugas pertamanya sebagai penyidik adalah menangani berbagai jenis tindak pidana umum, melakukan penyelidikan lapangan, dari pagi hingga subuh. Setelah setahun bertugas di Polres Tanah Liat, briptu yunior dipindahtugaskan ke Bareskrim Polda Bangka Belitung, selama 8 bulan bertugas harus menempuh perjalanan dari rumah ke Mapolda dengan menggunakan sepeda motor selama 1 jam. baik datang maupun pergi.
Khawatir jarak jauh akan menghambat kinerjanya, Briptu Muda meminta pindah ke Polsek Sungai Liat. Dia juga ditugaskan di divisi narkoba selama sekitar satu tahun.
Ia menjalani pengalamannya sebagai penyidik dengan penuh semangat. Briptu junior nyaman menjadi anggota polisi, di lapangan melakukan penyelidikan dan sidik jari. Namun, setelah menikah dan hamil, dia dipindahkan ke bagian staf Satuan Lalu Lintas.
Bekerja di ruangan membuatnya kurang tertarik, sehingga ketika ada inovasi dari Kapolres Bangka yang ingin merekrut polwan menjadi anggota Bintara Pembina Pembina Sejahteraan Masyarakat (Bhabinkmatibmas), maka Brigjen Muda pun tergerak untuk mencoba.
Dari 20 polwan di Polres Bangka, hanya Brigadir Muda dan Senior Bripka Bunga yang mendaftarkan diri. Hingga akhirnya mereka lulus dan diterima sebagai penerbang Bhabinkamtibmas Polwan. Karena pada tahun 2020 belum ada polwan sebagai Bhabinkamtibmas di Bangka Belitung.
“Cobalah Awalnya lebih baik jadi Bhabinkamtibmas, ditempatkan di lapangan, di daerah asal juga. Bisa kenal dengan masyarakat, kalau ada konflik lebih cepat bisa ditangani karena rata-rata sudah kenal dengan warga,” ujar ibu dua anak ini.
Pilot Bhabinkamtibmas Polwan
Berbekal pengalaman sebagai penyidik Polri, Briptu dengan cepat beradaptasi dengan tugas barunya sebagai anggota Bhabinkamptimas Polwan di Desa Penyamun, tempat tinggal dan kelahirannya.
Wanita berusia 29 tahun itu tidak mengetahui latar belakang mengapa desanya diberi nama Desa Perampok, yang dalam bahasa Indonesia kata perampok memiliki arti negatif yaitu perampok atau perampas.
Namun, ia memastikan kampungnya aman, bukan sarang pencuri. Padahal keberadaan Bhabinkamtibmas di daerah sangat dibutuhkan untuk menjaga keamanan, ketertiban masyarakat, dan memajukan pembangunannya.
Sebagai Bhabinkamtibmas Desa Pemamun, Brigadir Muda bertugas mengamankan empat dusun, yakni dusun Pemamun, Tutut, Dusut Mentabak, dan Dusun Keceper. Setiap hari dia berkeliling desa dengan sepeda motor otomatis pihaknya sendiri, membantu mengatur arus lalu lintas saat terjadi kemacetan, menyalurkan bantuan saat warga diketahui terkena angin puting beliung, dan mengawasi penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada penerima manfaat.
Berbekal arahan dari seniornya Bripka Nomo mantan Bhabinkamtibmas Desa Penyamun, Bripka Muda mencoba menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat di kantor desa dengan cara mediasi. Namun, jika mengarah ke tindak pidana yang menyangkut hak masyarakat, maka kasusnya akan ditangani pihak kepolisian.
Selain bertugas menjaga keamanan dan ketertiban sosial, Briptu Muda ditantang untuk berinovasi memajukan desanya yang kondisinya memprihatinkan, kumuh dan masyarakat kurang memperhatikan masalah pendidikan. Sehari-hari warga bekerja sebagai buruh harian pemetik kelapa sawit dan buruh tambang timah (TI).
Saat berkunjung ke RT 9 Dusun Penyamun, briptu cilik itu melihat tidak adanya tempat pendidikan agama (TPA) di wilayah tersebut. Ia pun mengetahui melalui RT setempat, ternyata TPA itu hanya ada di desa tetangga yang jaraknya cukup jauh. Kondisi ini menyebabkan sebagian anak tidak hadir ke TPA dan menghabiskan waktunya untuk bermain permainan di perangkat seluler.
Khawatir dengan kualitas pendidikan agama bagi anak-anak di desanya, Briptu Mahmuda dan Ketua RT 9 menginisiasi pengajaran TPA untuk anak-anak yang tidak memiliki akses ke TPA.
Edukasi TPA dimulai pada awal Ramadan tahun 2021, memanfaatkan Posyandu RT 9 yang hanya digunakan seminggu sekali. Selama sebulan penuh di bulan puasa tahun itu, Briptu dan kawan-kawannya mengajari anak-anak mereka Al Quran dan pendidikan Islam.
Setelah Ramadan, kegiatan belajar mengaji selanjutnya dilakukan setiap Jumat. Ada puluhan anak yang ikut belajar mengaji bersama Briptu Muda. Hingga saat ini TPA yang sebelumnya nonaktif telah aktif kembali bersama guru suami dari RT 9 Dusun Pencuri dan teman Briptu Muda.
Harapannya, mengajarkan mengaji kepada anak-anak adalah suatu saat nanti akan ada yang lahir tukang deklamasi (penghafal Al Quran) dari Kampung Perampok yang dapat berkompetisi dalam acara Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat lokal, nasional dan internasional.
Usai TPA Dusun Penyamun kembali aktif mengajar anak-anak. Briptu muda itu mencoba inovasi baru dengan menjadi pelatih klub bola voli putri muda di desanya, yang diberi nama “Team Village Team Club”.
Masyarakat Desa Penyamun menyukai olahraga bola voli. Hampir setiap tahun diadakan kejuaraan bola voli, salah satunya Piala Bupati. Briptu muda yang juga menyukai bola voli sejak kecil ini sudah melihat bakat atlet bola voli di desanya.
Selain itu, ia prihatin dengan keseharian anak-anak yang sibuk dengan gawainya. Kurangnya latihan memiliki dampak negatif.
Ia pun tergerak untuk melatih para remaja putri menjadi pemain bola voli, tugasnya melatih para remaja tersebut secara fisik agar menjadi atlet bola voli yang tangguh dan tangguh. Ia fokus melatih fisik para pemain bola voli selama sebulan.
Mengisi kegiatan anak selain sekolah dengan latihan bola voli juga bermanfaat karena jika menang hadiahnya juga bisa meningkatkan kesejahteraan anak.
“Saya ingin suatu hari memiliki pemain bola voli dari Desa Pencuri,” kata Briptu Junior.
Apresiasi
Kabid Humas Polda Bangka Belitung AKBP Jojo Sutarjo mengatakan, dari 5.470 personel Polri di Bangka Belitung, jumlah polwan mencapai 50 persen. Sejumlah polwan memangku jabatan sebagai perwira, ada yang menjabat sebagai Kapolsek Bakam, Kapolres KP3 Pangkal Balam, Kapolres Bangka, Kapolres Bangka, dan Kasatbinmas yang membawahi Bhabinkamtibmas.
Polres Babel memiliki 393 anggota Bhabinkamtibmas, dua di antaranya adalah polwan, yakni Briptu Mahmuda dan Bripka Bunga Mayorka.
Diakui Jojo, Briptu Mahmuda dan Bripka Bunga merupakan polisi percontohan Bhabinkamtibmas di Bangka Belitung. Mereka mampu bersaing dengan ratusan Bhabinkamtibmas Polri. Keduanya telah menunjukkan dedikasi dan inovasi untuk mendekatkan Polri dengan masyarakat.
Keduanya ditempatkan di daerah asalnya untuk memudahkan tugas anggota Bhabinkamtibmas untuk lebih mengenal daerahnya sehingga cepat dan mudah diselesaikan jika terjadi masalah.
Salah satu inovasi yang dilakukan Briptu Mahmuda mengantarkan dirinya menjadi penerima penghargaan dari Kapolda Bangka Belitung sebagai Bhabinkamtibmas dengan prestasi mengajar mengaji di daerah terpencil pada tahun 2021.
Polda Babel berupaya meningkatkan peran polwan di satuan, sesuai arahan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo yang lebih memperhatikan peningkatan kesetaraan gender yang membuatnya mendapatkan penghargaan Male Award in Support Of He for She dari Association of Women Police (IAWP) pada tahun 2023.
Peran dan inovasi polwan sebagai anggota Bhabinkamtibmas menunjukkan bahwa perempuan juga mampu mengemban tugas tidak hanya dalam ranah domestik rumah tangga, tetapi juga tugas-tugas yang diemban oleh polisi laki-laki.
“Dalam pandangan kami, ada pendapat yang mengatakan kemampuan polwan hanya sebatas membuat teh. Dengan kesetaraan gender, polwan bisa berperan aktif, menempati posisi strategis, mengambil peran menjalankan tugasnya di pelosok dengan cara mengajar,” ujar Jojo.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor: Achmad Zaenal M
HAK CIPTA © Partaipandai.id 2023