Jakarta (Partaipandai.id) – Starlink yang merupakan bagian dari perusahaan antariksa SpaceX milik Elon Musk diizinkan menyediakan layanan internet di kapal, kapal selam, dan pesawat di Amerika Serikat setelah mendapat persetujuan dari Komisi Komunikasi Federal AS (FCC). .
Jaringan internet yang digunakan dalam berbagai moda transportasi berasal dari satelit Starlink. Perusahaan ini merupakan penyedia layanan internet untuk daerah pedesaan serta perusahaan otomotif.
“(FCC) Memungkinkan terminal kelas baru untuk sistem satelit SpaceX sehingga dapat memperluas jangkauan kemampuan broadband untuk memenuhi permintaan pengguna yang terus meningkat, terutama mereka yang membutuhkan konektivitas saat bepergian,” kata FCC dalam sebuah pernyataan.
SpaceX sejak 2019 terus meluncurkan sekitar 2.700 satelit Starlink ke orbit rendah Bumi dan telah mengumpulkan ratusan ribu pelanggan. Dengan biaya berlangganan 110 dollar AS per bulan (Rp 1,6 juta) untuk internet dan biaya awal pemasangan terminal mandiri 599 dollar AS (Rp 8,9 juta).
Starlink dengan potensinya untuk menghadirkan internet di wilayah yang tidak terjangkau kabel optik juga memperluas upayanya untuk menarik lebih banyak pasar. Termasuk dalam beberapa tahun terakhir merayu maskapai penerbangan untuk menyediakan layanan internet.
Mereka juga mengajukan izin kepada regulator agar jaringan internet mereka bisa dipasang di kendaraan niaga yang sulit dijangkau oleh sistem internet konvensional.
CEO SpaceX Elon Musk mengatakan, Starlink diharapkan mampu menyediakan layanan internet untuk kendaraan umum besar seperti pesawat, kapal laut, truk besar, dan kapal laut. Dengan demikian Starlink dapat bersaing dengan pesaing seperti OneWeb dan proyek Kuiper Jeff Bezos.
Baca juga: Kominfo: Satelit Starlink hanya melayani jaringan tertutup Telkomsat
Baca juga: SpaceX akan menyediakan WiFi dalam penerbangan untuk pertama kalinya
Baca juga: Filipina menjadi tuan rumah Starlink pertama SpaceX di Asia Tenggara
Reporter: Livia Kristianti
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Redaksi Pandai 2022