Jakarta (Partaipandai.id) – Perusahaan telekomunikasi nasional PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai toleransi dan mencegah praktik diskriminasi berdasarkan agama, kepercayaan, atau identitas lain di lingkungan kerjanya.
General Manager Segmen Pelayanan Bisnis Perhotelan dan Pariwisata PT Telkom Moch. Wasi’ul Hakim, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan, salah satu komitmen yang dilaksanakan PT Telkom dengan menyiapkan alokasi dana untuk mendukung kegiatan atau perayaan hari besar keagamaan, seperti Natal.
“Harus ada alokasi biaya karena itu bagian dari kegiatan IBO (iman, budaya, dan olah raga). Jadi, harus ada alokasi. Kalau soal tempat, sementara sudah dipastikan dan dikoordinasikan, selalu banyak. alokasi tempat yang dapat digunakan dan dimanfaatkan, baik di dalam maupun di luar (lingkungan PT Telkom),” ujarnya.
Wasi’ul juga menyampaikan bahwa dukungan PT Telkom terhadap penyelenggaraan kegiatan keagamaan tidak terbatas pada agama Islam dan Kristen saja, tetapi juga agama lain seperti Hindu.
“Bahkan sebelum pandemi COVID-19, sudah ada imbalan (hadiah dari perusahaan) yang diberikan, seperti (berangkat) umrah, ke Yerusalem, dan tempat wisata religi lainnya,” imbuhnya.
Baca juga: Telkom sukses mendukung pelaksanaan G20 Indonesia 2022
Baca juga: Telkomsel menggelar Sinergi Untuk Negeri untuk memperkuat ekosistem digitalpreneurs
Wasi’ul juga menegaskan bahwa Telkom tidak pernah memberikan layanan yang diskriminatif kepada semua pihak berdasarkan agamanya. “Tidak ada perbedaan, semua sama. Tidak ada perbedaan,” ujarnya.
Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa PT Telkom tidak pernah mempersoalkan atribut keagamaan yang dikenakan para karyawannya.
“Yang penting fungsi, tanggung jawab dan peran dijalankan dengan baik dan juga memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk menuntaskan amanah,” ujarnya.
Terkait tempat ibadah, Wasi’ mengatakan bahwa PT Telkom tidak hanya menyediakan masjid atau mushola bagi karyawannya yang beragama Islam, tetapi pengajian lain juga bisa memanfaatkan fasilitas kantor asalkan sudah berkoordinasi.
“Jadi artinya yang beragama non muslim memilih hari-hari tertentu dengan memanfaatkan fasilitas kantor. Itu juga biasanya dilakukan pada hari-hari yang sudah diagendakan. Tapi kalau kegiatannya seperti Hindu, ada tempat yang ditunjuk di luar (PT Telkom) karena ibadah itu tidak setiap hari,” jelasnya.
Implementasi sikap yang mengedepankan toleransi juga dicontohkan langsung oleh jajaran pimpinan di lingkungan PT Telkom. Mereka adalah panutan yang baik bagi seluruh pegawai perusahaan yang tergabung dalam BUMN.
“Pernah seorang pemimpin Muslim pergi ke acara non-Muslim. Itu normal dan wajar bagi kami untuk menghormati keyakinan itu untuk melaksanakan ibadah dan perayaan,” katanya.
Selanjutnya, bentuk toleransi dan solidaritas dihadirkan PT Telkom dengan menggalang dana untuk meringankan beban para korban gempa di Cianjur, Jawa Barat.
“Caranya ada dua, yaitu secara kolektif dan biasanya dilakukan oleh manajemen atas nama perusahaan dan yang kedua biasanya digalang oleh teman-teman dari Serikat Karyawan Telkom dan sifatnya gabungan dan tidak dikelompokkan berdasarkan agama tertentu,” ujarnya. .
Reporter: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Redaksi Pandai 2022