memuat…
Wall Street mewaspadai tekanan lanjutan menjelang pidato gubernur bank sentral AS. FOTO/Reuters
Pada sesi sebelumnya, Dow Jones Industrial Average turun 0,65% ke 33.727,43, S&P 500 melemah 0,77% ke 4.348,33, serta Nasdaq Composite yang tertekan 1,1% ke 13.492,52. Seluruh 11 sektor saham utama di S&P 500 merosot, terutama utilitas yang mengalami kerugian terbesar. Akibatnya, kinerja ini mendorong indeks S&P 500 lebih rendah minggu lalu, meski masih tumbuh lebih dari 13 persen sejak awal tahun.
Mengutip Reuters, Minggu (25/6), katalisator yang bisa mengaburkan prospek pasar pekan ini datang dari data pertumbuhan ekonomi, inflasi PCE, hingga pidato Jerome Powell yang akan membicarakan strategi The Fed mengatasi inflasi. Pernyataan Powell sebelumnya telah menimbulkan kekhawatiran pasar bahwa suku bunga lebih lanjut masih diperlukan untuk membawa inflasi sesuai target sekitar 2 persen.
CEO Tallbacken Capital Advisors, Michael Purves mengatakan, indikasi pelemahan indeks secara teknikal muncul setelah reli tinggi belakangan ini. “Ini seperti lampu peringatan yang terus berkedip,” kata Purves.
Sementara itu, analis Goldman Sachs menilai perputaran sektoral Wall Street masih akan mendukung pasar. Investor dinilai masih berpotensi masuk kembali ke saham-saham yang mengalami koreksi.
“Tanda-tanda reli bisa berlanjut. Kenaikan S&P 500 dari posisi terendah meyakinkan beberapa investor bahwa ekuitas saat ini berada dalam fase bullish,” kata analis Goldman Sachs.
Sektor-sektor seperti industri dan material dasar juga terlihat mampu kembali menanjak, memicu optimisme bahwa reli akan berlanjut melebihi segelintir saham teknologi berkapitalisasi besar yang sempat melonjak sebelumnya.
“Reli yang meluas akan mengubah pasar menjadi positif,” kata Kepala Strategi Pasar Ameriprise Financial Anthony Saglimbene.
(nng)