Peran vital pemadam kebakaran (Damkar) menjadi perhatian serius calon Bupati Sidoarjo (Bacabup) 2020, Bambang Haryo Soekartono (BHS).
Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net – Peran vital pemadam kebakaran (Damkar) menjadi perhatian serius calon Bupati Sidoarjo (Bacabup) 2020, Bambang Haryo Soekartono (BHS). Mantan anggota DPR RI itu berencana menjadikan Pemadam Kebakaran sebagai salah satu organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Menurut BHS, Tim Pemadam Kebakaran adalah penyelamat dan barang publik. Perannya sangat vital dan dibutuhkan oleh masyarakat jika terjadi kebakaran. “Kalau saya diamanatkan sebagai bupati, saya pisahkan menjadi dinas tersendiri (OPD),” ujarnya saat mengunjungi Unit Pemadam Kebakaran Porong, di Komplek Pasar Baru Porong, Selasa (30/6).
Diketahui, petugas pemadam kebakaran saat ini menjadi salah satu wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo. Sebagai perbandingan, di Kota Surabaya, petugas pemadam kebakaran sudah dalam bentuk dinas tersendiri. “Ini (pemadam kebakaran) tidak bisa digabungkan dengan BPBD yang tugasnya banyak,” kata BHS.
Saat mengunjungi Pos Pemadam Kebakaran Satuan Porong, politikus Partai Gerindra ini mendapati tim pemadam kebakaran tidak dilengkapi peralatan yang memadai. Di stasiun pemadam kebakaran, hanya ada dua alat pelindung diri (APD) untuk tahan panas. Padahal, tim tersebut terdiri dari delapan orang.
BHS mengatakan petugas pemadam kebakaran seharusnya dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran standar. Ini termasuk pakaian tahan api. Bahkan dengan sepatu. Kondisinya terlihat usang. Karena usianya sekitar tiga tahun. “Banyak yang rusak. Sampai ditambal demi keselamatan,” jelas BHS.
Selain peralatan, BHS juga menyoroti kesejahteraan petugas pemadam kebakaran yang merupakan pekerja harian lepas (THL) yang dibayar Rp 2 juta per bulan, di bawah upah minimum. Padahal, kata BHS, tingkat sumber daya manusia (SDM) petugas pemadam kebakaran ini cukup memadai. “Harap diingat, sumber daya manusia adalah aset terbesar suatu daerah, bukan kekayaannya,” katanya.
Masalah asuransi jiwa juga menjadi perhatian BHS. Meski menghadapi risiko besar, ternyata para petugas pemadam kebakaran ini belum mendapatkan perlindungan asuransi jiwa. “Mereka menghadapi risiko yang begitu besar. Tapi mereka tidak diasuransikan jiwa. Jika saya dipercaya sebagai bupati, saya akan memperhatikan masalah ini,” kata alumnus ITS Surabaya ini.
Komandan Peleton (Danton) unit Poron PMK, Roy Midad, berharap kehadiran petugas pemadam kebakaran terus mendapat perhatian dari pihak terkait, terutama kesejahteraan dan pemberian asuransi jiwa. Ia berharap, saat BHS menjadi Bupati Sidoarjo, ia akan memperhatikan nasib para petugas pemadam kebakaran. (st/rd)