Memuat…
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Reisa Broto Asmoro mengungkapkan, lonjakan kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir disebabkan penyebaran varian baru virus corona, yakni BA4 dan BA5. FOTO/BNPB
“Sesuai prediksi, karena adanya varian baru Covid-19 BA4 dan BA 5, beberapa waktu ini terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19,” kata Reisa dalam keterangan pers terkait perkembangan terkini Covid-19. situasi online melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (15/7/2022).
Menurut dia, pada Kamis (14/7/2022) kemarin, ada tambahan 3.584 kasus positif. Kemudian 2.872 orang diminta sembuh, 9 orang meninggal karena Covid-19. Jumlah kasus aktif Covid-19 secara nasional mencapai 24.490 kasus.
Baca juga: Update Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Jakarta Tembus 1.829 Kasus
“Kalau kita cermati data Kemenkes, ada peningkatan jumlah kasus aktif dibanding pekan sebelumnya. Seperti yang disampaikan Menkes bulan lalu, kenaikan ini harus kita antisipasi pada Juli,” kata Reisa.
Whole Genome Sequencing (WGS) telah dilakukan. Per 12 Juli 2022, BA4 Omikron ada 146 di DKI, 17 di Jawa Timur, 17 di Bali, 3 di Jawa Barat, dan 1 di Banten.
Untuk Omicron BA 5 ada 1.829 di DKI, 166 di Jawa Timur, 77 di Bali, 57 di Jawa Barat, 15 di Banten, 10 di Jawa Tengah, 5 di Kalimantan, 2 di Sulawesi Selatan, dan 1 di Sumatera Selatan.
“Sub varian baru yang menyebabkan peningkatan kasus di beberapa negara umumnya memiliki gejala ringan, kebutuhan perawatan di rumah sakit jauh lebih rendah dibandingkan varian Covid sebelumnya,” kata Reisa.
Baca juga: Back Up, 26 WNA di Bali Positif COVID-19
Hingga 13 Juli 2022, tingkat hunian rumah sakit adalah 3,22%. Meski masih rendah, Reisa mengatakan ada peningkatan dibandingkan bulan lalu. Pada 23 Juni 2022, BOR tercatat sebesar 2,03%. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan BOR sebesar 0,31% selama seminggu terakhir.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan merenungkan fakta di masa pandemi, dimana terjadi peningkatan kasus positif dan aktif sejak ada 2-4 minggu ada varian baru. Pada gelombang sebelumnya, peningkatan terjadi 20-35 hari sejak pasca-liburan, dan puncak kasus terjadi pada 43-65 hari setelah libur.
“Kementerian Kesehatan memperkirakan puncak kasus pada Minggu ketiga atau keempat Juli, dengan total 20.000 kasus aktif per hari. Kita tidak boleh gegabah dan waspada, karena kita masih dalam masa rentan, ” kata Reisa Broto Asmoro.
(abd)