Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi mencalonkan Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor)-Subandi sebagai calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) dalam Pilbup Sidoarjo 2020.
Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi mencalonkan Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor)-Subandi sebagai calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) dalam Pilbup Sidoarjo 2020. 10.00 WIB. Selanjutnya, PKB Sidoarjo mendaftarkan Gus Muhdlor-Subandi ke KPU Sidoarjo, Minggu (6/9) pukul 18.00 WIB.
Surat rekomendasi DPP PKB bernomor 4055/DPP/01/IX/2020 itu diserahkan Wakil Ketua DPW PKB PKB Jatim Anik Maslachah kepada Gus Muhdlor-Subandi, di Kantor DPC PKB Sidoarjo. Anik kemudian menyebutkan sejumlah alasan mengapa rekomendasi DPP PKB diberikan kepada Gus Muhdlor-Subandi. Pertama, hasil beberapa survei, termasuk internal PKB, sama-sama memiliki hasil survei yang tinggi dibandingkan calon sesama PKB. Termasuk dibandingkan caleg parpol lainnya.
Alasan lainnya adalah karena Sidoarjo memiliki basis kekuatan budaya NU yang kuat. Jadi, kata Anik, pihaknya ingin mempertahankan eksistensi itu, dengan memadukan pasangan calon dengan latar belakang kultural dan struktural.
Diketahui bahwa Gus Muhdlor adalah anak dari pengurus Pondok Pesantren Bumi Sholawat, KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali). Gus Muhdlor juga merupakan Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Bumi Sholawat. Sementara itu, Subandi, anggota FPKB DPRD Sidoarjo yang juga Ketua Komisi A.
Anik mengatakan, alasan ketiga, keduanya adalah anak muda. Ia percaya bahwa generasi milenial saat ini adalah ikon untuk membangun bangsa. Jadi setidaknya, di bawah kepemimpinan calon ini, akan ada perubahan. “Namun tetap menjaga eksistensi budaya yang menjadi ciri khas Sidoarjo. Kami yakin kedua orang ini mampu mewujudkannya,” jelas Anik yang juga wakil ketua DPRD Jatim.
Soal target perolehan suara, Anik menyebut Gus Muhdlor-Subandi bisa meraih 75 persen suara. Pasalnya, latar belakang Gus Muhdlor yang merupakan kader NU dan banyak pesantren di Sidoarjo serta budayanya yang religius. Sementara itu, Subandi, mantan kepala desa (kades) yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo, tentu memahami birokrasi-pemerintahan, desa, dan hukum. “Ini adalah kombinasi yang sempurna,” katanya.
Tentu, kata Anik, calon lain yang kemarin diajukan ke DPP PKB, seperti Achmad Amir Aslichin (Mas Iin), Sullamul Hadi Nurmawan (Mas Wawan) dan Ainun Jariyah (Mbak Ainun), juga tak kalah berat dan kuat, hampir sama. . Karena mereka juga memiliki karir yang panjang di pemerintahan maupun dalam kehidupan sosial dan organisasi. “Tapi ini (Gus Muhdlor-Subandi) pilihan paling lengkap,” ujarnya.
Soal koalisi dengan parpol lain, Anik mengaku PKB sudah mendapat semacam rekomendasi dari Partai Nasdem, tapi masih perlu dikomunikasikan. Jika mendukung, dipersilakan. Kalau dibawa-bawa, sikap PKB habis, jalan sendiri. Diketahui, dengan total 16 kursi, PKB Sidoarjo bisa mendaftarkan pasangan calonnya sendiri. Karena persyaratan pendaftaran, pasangan calon yang diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik memiliki minimal 10 kursi.
Sementara itu, Gus Muhdlor mengatakan akan melakukan konsolidasi. “Saya yakin pengurus partai, tentu PKB, punya hati hijau. NU juga. Dan saya yakin mereka akan patuh pada DPP. Itu harga mati,” ujarnya didampingi Subandi.
Ia juga mengajak seluruh pengurus NU dan PKB Sidoarjo, mulai dari DPC, DPAC hingga cabang-cabang, bersama-sama menjamin dan bekerja keras agar hijau Sidoarjo kemarin, hijau hari ini, tetap hijau esok hari.(sta/rd)