Keberadaan batik Sidoarjo mendapat perhatian khusus dari calon Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo 2020, Bambang Haryo Soekartono-M Taufiqulbar (BHS-Taufiq).
Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net – Keberadaan batik Sidoarjo mendapat perhatian khusus dari calon Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo 2020, Bambang Haryo Soekartono-M Taufiqulbar (BHS-Taufiq). Pasangan calon yang didukung koalisi lima parpol itu telah menyiapkan program untuk melindungi batik Sidoarjo agar tidak punah.
“Jika saya dipercaya sebagai bupati, saya akan membuat kebijakan yang mewajibkan 14 ribu ASN untuk memakai batik pada hari Jumat,” kata Bupati BHS saat mengunjungi Rumah Tulis Batik Al Huda, di Perum Sidokare, Sepande, Kecamatan Candi, Senin (5/5). /10).
BHS berharap dengan upaya tersebut, permintaan batik Sidoarjo dapat meningkat. Hal ini dikarenakan produk dari Sidoarjo ini akhirnya digunakan dan digandrungi oleh warga Delta City. Agar batik Sidoarjo tidak punah, BHS berupaya menyiapkan kaderisasi perajin batik.
Caranya adalah dengan meminta SMK di Sidoarjo untuk mengadakan ekstrakurikuler batik. Jika perlu, SMP juga memiliki ekstrakurikuler batik. “Jadi ada bibit untuk pengrajin batik,” kata mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 itu.
Alumni ITS Surabaya ini menambahkan, upaya menjaga eksistensi pengrajin batik Sidoarjo juga akan dilakukan dengan memberikan bantuan permodalan. Salah satunya adalah permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Sementara itu, pemilik batik Al Huda, Nurul Huda, mengakui saat ini bisnis batik tulis memiliki tantangan karena memiliki tenaga kerja yang sangat terbatas. Karena pekerja batik yang terampil tidak dapat dilatih hanya satu atau dua hari, tetapi membutuhkan waktu beberapa bulan.
Huda berharap pemerintah kabupaten meningkatkan jumlah program pelatihan membatik. Dengan begitu, pengrajin batik memiliki generasi penerus. Huda mengatakan, saat ini di Sekardangan, Kabupaten Sidoarjo dan Kedungcangkring, Kabupaten Jabon, sentra batik tulis sudah punah, karena tidak ada generasi penerus.(sta/rd)