Jakarta (Partaipandai.id) – Perusahaan teknologi Google secara otomatis akan menghapus informasi tentang pengguna yang mengunjungi klinik aborsi atau tempat lain yang dapat memicu masalah hukum, menyusul larangan aborsi yang diumumkan oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat baru-baru ini.
Baca juga: Ribuan orang berkumpul di protes pro-aborsi di Los Angeles
Dikutip dari Associated Press, Minggu, Google menguraikan perlindungan privasi baru dalam posting blog resmi.
Selain secara otomatis menghapus kunjungan ke klinik aborsi, Google juga menyebut pusat konseling, pusat kesuburan, fasilitas perawatan kecanduan, klinik penurunan berat badan, dan klinik bedah kosmetik sebagai tujuan lain yang akan dihapus dari riwayat lokasi pengguna.
Lebih lanjut, pengguna juga selalu memiliki opsi untuk mengedit riwayat lokasi mereka sendiri, tetapi Google akan secara proaktif melakukannya untuk mereka sebagai tingkat perlindungan tambahan.
Baca juga: Departemen Kesehatan AS memperketat keamanan Mahkamah Agung menjelang keputusan aborsi
“Kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan privasi yang kuat bagi orang-orang yang menggunakan produk kami, dan kami akan terus mencari cara baru untuk memperkuat dan meningkatkan perlindungan ini,” kata Wakil Presiden Senior Google Jen Fitzpatrick.
Janji tersebut muncul di tengah meningkatnya tekanan pada Google dan perusahaan teknologi besar lainnya untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi informasi pribadi yang sensitif melalui layanan dan produk digital mereka dari otoritas pemerintah dan pihak luar lainnya.
Seruan untuk kontrol privasi yang lebih ketat didorong oleh keputusan Mahkamah Agung AS baru-baru ini yang membatalkan aborsi yang dilegalkan Roe v. Wade.
Pembalikan itu bisa membuat aborsi ilegal di lebih dari selusin negara bagian, meningkatkan momok bahwa catatan lokasi, teks, pencarian, dan email orang dapat digunakan dalam penuntutan terhadap prosedur aborsi atau bahkan untuk perawatan medis terkait yang dicari.
Seperti perusahaan teknologi lainnya, Google setiap tahun menerima ribuan permintaan pemerintah untuk catatan digital pengguna sebagai bagian dari penyelidikan pelanggaran.
Google mengatakan menolak surat perintah penggeledahan dan tuntutan lain yang terlalu luas atau tampak tidak berdasar.
Baca juga: Google dituduh melacak lokasi meskipun fitur dimatikan
Baca juga: Google dituduh menipu pengguna tentang pengumpulan data
Baca juga: Google otomatis menghapus data setelah 18 bulan
Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Redaktur: Ida Nurcahyani
Redaksi Pandai 2022