Kita harus mencoba memberi makna pada kejadian di depan kita
Jakarta (Partaipandai.id) – Durasi film pendek yang pendek tidak membuat tingkat kesulitannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembuatan film panjang. Baik film pendek maupun film layar lebar memiliki tantangannya masing-masing, yang tentunya setiap sutradara ingin mengarahkan agar makna dan pesan dalam film tersebut dapat tersampaikan kepada penontonnya.
“Targetnya harus jelas, kepala dan hati penonton. Kepala penonton itu logika, jadi harus masuk akal. Sedangkan hati, kita harus memasukkan perasaan dalam film,” kata sutradara Danial Rifki dalam Film Anti Korupsi 2022. Webinar Festival (ACFFEST), Jumat.
Sutradara “La Tahzan” dan “Haji Backpacker” menjelaskan bahwa membuat film yang masuk akal berarti cerita yang diangkat harus sesuai dengan logika penonton, apapun genrenya. Sekalipun genrenya fantasi atau superhero, harus ada aturan yang masuk akal di dunia yang digambarkan. Jika ceritanya tidak masuk akal bagi penonton, jangan berharap pesannya tersampaikan.
Berbicara mengenai membidik hati penonton, sutradara peraih Skenario Asli Terbaik Piala Citra 2012 untuk film “Tanah Langit Said” ini mengatakan bahwa perasaan dalam film tersebut harus mampu bergema di hati penonton. Jika cerita yang diangkat adalah tentang kesedihan, maka pasti ada rasa haru di hati penontonnya. Jika cerita dalam film tersebut menyeramkan, tentu penontonnya pasti merasa dicekam.
Ia mengibaratkan film pendek dan film panjang dengan jurus-jurus yang disiapkan saat bertinju di atas ring. Saat membuat film panjang, jurus dan serangan yang disiapkan bisa berbeda-beda karena durasinya yang lama. Di sisi lain, saat membuat film pendek, “taktik” yang disiapkan adalah serangan pilihan terbaik. Ringkas tapi efektif.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
“Film pendek tidak memakan banyak waktu, seperti pertandingan, hanya ada satu pukulan sehingga penonton pingsan,” katanya.
Baca juga: Kompetisi Film Vertikal mengumumkan daftar pemenang
Pesan yang disampaikan dalam film pendek tentu saja merupakan satu pesan yang harus dipahami melalui satu atau dua peristiwa. Sutradara harus memilih visualisasi mana yang paling efektif dalam menyampaikan pesan.
Profesi sutradara, lanjutnya, membutuhkan ilmu dari lintas disiplin ilmu. Ia mengutip ucapan aktor dan sutradara Slamet Rahardjo Djarot bahwa sutradara harus memahami berbagai hal, mulai dari psikologi, sosiologi hingga antropologi dalam berkarya.
“Agar kita tidak salah dalam menyampaikan budaya tertentu dengan karakter tertentu, memang multidisiplin,” ujarnya.
Ditambahkannya, sutradara adalah pemerhati kehidupan, sehingga orang yang ingin belajar membuat film diajak untuk menyalakan kepekaannya mulai dari ruang terdekat.
“Kita harus berusaha memberi makna pada peristiwa yang ada di depan kita,” katanya.
Baca juga: Berani bercerita dan berkreasi, langkah awal sebuah film independen
Belajar juga bisa dilakukan dengan banyak menonton film, kemudian mempelajari lukisan atau foto yang memiliki kekuatan cerita. Perasaan yang ditangkap saat mengamati lukisan atau foto bisa menjadi inspirasi dalam pembuatannya “papan cerita” film. Tip lain dari Danial dalam memastikan keefektifan adegan adalah menonton film dengan audio yang diredam.
“Bisakah kamu mengerti dari tembakan demi tembakan? Itu juga merupakan metode untuk mengetahui apakah tembakan efektif atau tidak. Kalau bisa dipahami, tentunya ditambah dengan voice storytelling akan lebih efektif,” jelasnya.
KPK kembali menggelar Festival Film Antikorupsi (ACFFEST) 2022 bertajuk “Gerakan Antikorupsi Melalui Media Baru” dengan tema utama “Mulai Dari Kita, Bangkit, dan Bergerak Bersama Melawan Korupsi”.
ACFFEST tahun ini memiliki kompetisi film pendek, kompetisi ide cerita, pemutaran film internasional, kamp film, hari film, seminar web (webinar)dan malam penghargaan (malam penghargaan).
“Kami harap webinar Ini bisa menambah pengetahuan dan kompetensi Anda dalam membuat film pendek,” kata Wuryono Prakoso, Ketua Satgas Kampanye Antikorupsi KPK.
Baca juga: Bagaimana menuliskan masalah sosial ke dalam skenario film yang menghibur
Baca juga: Kisah membuat “As Always” menggunakan Galaxy S22 Ultra 5G
Baca juga: Duet Reza Rahadian & Pevita Pearce dalam film yang direkam menggunakan ponsel
Reporter: Nanien Yuniar
Redaktur : Suryanto
Redaksi Pandai 2022