Jakarta (Partaipandai.id) –
“Jadi, hari ini, sesuai kesepakatan Panglima, kita sepakat untuk melanjutkan nuri budoyo, jaga dan kembangkan budaya,” kata Sigit di sela-sela pagelaran wayang kulit di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Jumat malam.
Hari ini Polri menggelar pagelaran wayang kulit dengan lakon “Wahyu Mangkutharama” yang dibawakan oleh empat dalang yang merupakan kerjasama antara anggota Polri, TNI, aparatur sipil negara (ASN), dan dalang profesional.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari komitmen Kapolri dan Panglima TNI untuk menjaga dan melestarikan wayang setelah pada hari Minggu tanggal 15 Januari 2023 diadakan pagelaran wayang orang yang dimainkan oleh Kapolri, Panglima TNI, Kasad, Kasal, dan Kasau serta pejabat kunci Polri di Taman Ismail Marzuki Jakarta.
Menurut Sigit, pagelaran wayang kulit ini juga dimaksudkan untuk memperkuat soliditas TNI dan Polri yang selama ini terjalin erat dan kompak.
“Harapan kami, soliditas TNI dan POLRI sangat bermanfaat,” ujarnya.
Manfaat yang dimaksud Kapolri adalah masyarakat yang hadir dalam pagelaran tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai dari komunitas pecinta wayang, komunitas dalang, organisasi kepemudaan, artis hingga masyarakat umum dapat merasakan kedekatan dengan TNI dan Polri.
Sigit menceritakan lakon Wahyu Mangkutharama yang dimainkan oleh empat dalang yang mengajarkan ajaran Hasto Broto, yaitu sifat pencerminan sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin teladan.
“Yang jelas kisah Wahyu Mangkutharama mengandung nilai-nilai filosofis tentang kepemimpinan, tentang apa yang harus dilakukan agar masyarakat dan pemimpinnya kemudian memiliki hubungan yang saling mendukung,” kata jenderal polisi bintang empat itu.
Tak hanya itu, lanjut Sigit, wayang ini juga memiliki nilai agar masyarakat paham apa tugas pemimpin.
Sigit pun berharap melalui pementasan lakon Wahyu Mangkutharama, masyarakat yang menonton serta personel TNI-Polri yang hadir dapat memahami karakter dan nilai-nilai kepemimpinan yang baik.
Pesan dalam lakon Wahyu Mangkutharama mengandung makna untuk menjaga persatuan dan kesatuan, terutama dalam menghadapi tahun politik.
“Harapannya dengan karakter-karakter yang baik ini tentunya semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat, khususnya dalam menghadapi tahun politik. Kami selalu mengingatkan Panglima setiap saat bahwa perbedaan pendapat boleh saja ada, tetapi persatuan harus selalu dijaga,” kata Sigit.
Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono menambahkan pagelaran wayang kulit kali ini merupakan kelanjutan dari sinergi TNI dan Polri.
“Sinergi tidak hanya menjaga kedaulatan dan keamanan negara, tetapi juga kedaulatan budaya. Wayang kulit merupakan budaya asli Indonesia yang harus kita lestarikan,” ujar Yudo.
Turur hadir menyaksikan pertunjukan wayang kulit tersebut antara lain Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo .
Pertunjukan wayang kulit ini dimulai pada pukul 20.00 WIB dan diperkirakan berakhir pada pukul 03.00 WIB. Empat dalang yang tampil adalah Ki Sri Kuncoro yang tergabung dalam Brimob, Ki Harso Widisantoso dari TNI Angkatan Laut, Ki MPP. Bayu Aji Pamungkas, dan Ki H. Yanto.
Reporter: Laily Rahmawaty
Editor: Didik Kusbiantoro
HAK CIPTA © Partaipandai.id 2023