“Kunci dari semua ini adalah segregasi. Mana yang didaur ulang, mana untuk biogas, mana untuk kompos, mana yang harus dipilah,”
Jakarta (Partaipandai.id) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan pemilahan sampah sesuai kategori dan jenis menjadi kunci dalam upaya pengelolaan sampah.
Kasubdit Barang dan Pengemasan, Direktorat Pengurangan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Berbahaya, KLHK Ujang Solihin Sidik mengatakan, keterlibatan masyarakat di tingkat rumah tangga memiliki peran kunci dalam pengelolaan sampah karena mereka adalah konsumen langsung. dari berbagai produk.
“Kunci dari semua ini adalah segregasi. Mana yang didaur ulang, mana untuk biogas, mana untuk kompos, mana yang harus dipilah,” kata Ujang di Jakarta, Sabtu.
Ujang mengatakan, masalah sampah juga menjadi tanggung jawab semua pihak, sehingga membutuhkan kerjasama dalam pengelolaannya.
Baca juga: KLHK: Paradigma pengelolaan sampah sudah berubah
Pada level produksi, produsen juga diharapkan dapat menciptakan produk dengan kemasan yang ramah lingkungan, melalui daur ulang produk kemasan atau tidak menggunakan plastik sama sekali.
Kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan sampah diharapkan mampu mendukung rencana aksi mewujudkan Zero Waste, Zero Emission Indonesia dari subsektor persampahan domestik.
Menurut Ujang, sampah rumah tangga masih mendominasi sumber sampah di Indonesia, yakni sebesar 37,6 persen. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan agar upaya penyelesaian masalah sampah dapat dilakukan dari rumah, dimulai dengan lebih bijak dalam memilah dan memilih plastik.
Indonesia harus siap mengatasi masalah sampah dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat melalui potensi nilai ekonomi sampah.
“Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN) 2023 pada 21 Februari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengangkat tema ‘Pengelolaan Sampah Menyeluruh untuk Kesejahteraan Masyarakat’, yang menitikberatkan pada pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mewujudkan ekonomi sirkular. melalui pengelolaan sampah yang lebih baik,” ujar pria yang akrab disapa Ujang ini.
Ekonomi sirkular bertujuan untuk memperpanjang siklus, misalnya plastik dari kemasan, bahan mentah, dan sumber daya yang ada, sehingga mengurangi produksi plastik baru.
Tercatat pada tahun 2021, 64,52 persen sampah di Indonesia telah dikelola dan diperkirakan potensi nilai ekonomi sampah mencapai Rp 426 miliar.
“Kalau masing-masing kita bisa mengelola sampahnya sendiri, kita pilah sesuai jenisnya, sisanya kita kompos. Kemudian kita berkontribusi membantu menyelesaikan 50-60 persen masalah sampah tersebut,” ujar Ujang.
Baca juga: HPSN 2023 merupakan babak baru pengelolaan sampah di Indonesia
Baca juga: Tips mudah mengatasi “food waste” dan “food loss” dari rumah
Baca juga: Ini merupakan langkah BRI untuk mendukung pengelolaan sampah di pasar
Reporter : Adimas Raditya Fahky P
Editor: Natisha Andarningtyas
HAK CIPTA © Partaipandai.id 2023