Sejumlah anggota DPRD Kota Mojokerto kembali menggelar reses. Mereka menangkap aspirasi akar rumput.
Mojokerto, HARIAN BANGSA.net – Sejumlah anggota DPRD Kota Mojokerto kembali menggelar reses. Mereka menangkap aspirasi akar rumput. Di Jalan Nangka, Perumahan Magersari Indah, Ketua DPRD Kota Mojokerto, Sunarto, mulai aktif menyerap aspirasi tersebut. Sejumlah perwakilan konstituen dan masyarakat hadir dalam acara yang digelar politisi banteng itu, Selasa (29/9).
Sekadar informasi, reses DPRD Kota Mojokerto yang telah digelar di Badan Permusyawaratan (Banmus), dijadwalkan selama empat hari mulai 6-9 September 2020.
Ketua DPRD Kota Mojokerto, Sunarto, menjelaskan pengertian reses kepada warga yang diundang.
“Reses merupakan kegiatan uji coba di luar kantor DPRD untuk menampung dan menyerap aspirasi masyarakat. Yang kami inginkan, kami siap menampung dan menjaganya selama tidak menyalahi aturan yang ada,” ujarnya.
Itok, sapaan akrab Sunarto, mengatakan ada beberapa warga yang meminta perbaikan masalah drainase. “Karena musim hujan akan datang, jadi untuk mengantisipasi banjir,” kata Itok.
Keinginan masyarakat itu terungkap dalam reses sidang III. Beberapa anggota masyarakat yang hadir mengusulkan terkait banjir. Pasalnya, awal tahun lalu ada beberapa daerah yang terkena banjir.
Warga meminta pemerintah memprioritaskan penanganan dan antisipasi banjir yang kerap melanda saat musim hujan tiba. “Yang pasti, nanti akan kami respon,” jelasnya.
Ada beberapa warga yang mengajukan berbagai masalah, yakni masalah drainase yang akan dinormalisasi di Jalan Residen Pamuji. Ada juga yang meminta pelatihan bagi ibu-ibu untuk mendapatkan keterampilan tambahan. Apalagi dalam nuansa pandemi Covid-19, banyak yang terdampak.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, Junaedi Malik, mengaku aktif reses atau menyerap aspirasi masyarakat di Jalan Mpu Gandring, Kedundung. Reses ini dihadiri anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Masduki.
Junaedi menjelaskan, banyak warga yang mempertanyakan pembangunan melalui ide pokok 2020. Dikarenakan masa pandemi 2020 dan sistem anggaran direfokus, banyak rencana program kegiatan yang tidak terlaksana akibat tersedotnya anggaran untuk penanganan Covid-19.
“Namun, ada kegiatan yang dilakukan dan ada juga yang tertunda. Kami mengawal program-program yang dijalankan, dan memasukkan perubahan anggaran agar realisasinya bisa dilanjutkan. Apalagi sudah memenuhi syarat di lapangan dalam hal status clear and clean,” ujarnya (ADV/yep/rd)