berhubungan dengan masyarakat dan mudah dipahami
Jakarta (Partaipandai.id) – Kementerian Komunikasi dan Informatika berharap isu digital yang dibahas dalam Pokja Ekonomi Digital Presidensi G20 Indonesia tidak hanya menjadi perbincangan kalangan tertentu saja, namun dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kami berharap isu-isu yang diangkat di DEWG tidak hanya beredar di kalangan pengambil keputusan, tetapi juga masyarakat luas,” ujar Ketua Tim Pelaksana DEWG dan Direktur Ekonomi Digital, Ditjen Aplikasi Informatika Kominfo, I Nyoman Adhiarna , dalam webinar “Memberdayakan Melalui Konten” , Selasa.
Digital Economy Working Group (DEWG) adalah kelompok kerja baru yang membahas isu-isu digital. Isu digital dalam Kepresidenan G20 Indonesia bersifat lintas sektor sehingga DEWG menjadi pertemuan untuk membahas topik tersebut.
Baca juga: Anggota G20 mendukung isu-isu prioritas Indonesia di DEWG
Isu yang dibahas di forum DEWG bertepatan dengan pembahasan aspek digital grup pertunangan dan kelompok kerja Kepresidenan G20 lainnya.
Pembahasan isu digital di DEWG, menurut Adhiarna, tergolong high level issue, namun berdampak langsung dan tidak langsung bagi masyarakat. Oleh karena itu, Kominfo berupaya agar isu digital yang kompleks ini dapat diakses oleh publik dengan bahasa yang mudah dipahami.
Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika memanfaatkan media sosial atau berkolaborasi dengan para content creator agar isu-isu di G20 dapat menjangkau publik.
“Masalah yang rumit bisa tersampaikan, berhubungan dengan masyarakat dan mudah dipahami,” kata Adhiarna.
Pokja Ekonomi Digital adalah perpanjangan dari Gugus Tugas Ekonomi Digital. Forum ini pertama kali diadakan pada masa Presidensi G20 Indonesia dan Kementerian Komunikasi dan Informatika menjadi pembina forum pertama ini.
Mengingat pentingnya isu digital dalam forum DEWG, Kominfo melibatkan pemangku kepentingan baik domestik maupun internasional. Di dalam negeri, Kominfo memiliki National Knowledge Partner yang terdiri dari tiga universitas yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran serta lembaga Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Sementara itu, Pemangku Kepentingan Strategis Nasional antara lain terdiri dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) dan Asosiasi E-Commerce Indonesia.
Di tingkat internasional, Kominfo bekerjasama dengan Global Knowledge Partners antara lain ITU, UNESCAP, UNCTAD dan OECD.
Indonesia bulan ini akan menggelar sidang DEWG ketiga di Labuan Bajo pada 20-21 Juli.
Baca juga: BI: Desain referensi mata uang digital bank sentral masih belum selesai
Baca juga: Kemenkominfo menargetkan data center berbasis cloud pertama beroperasi pada 2024
Baca juga: Kepresidenan G20 memfasilitasi diskusi transformasi global berbasis digital
Reporter: Natisha Andarningtyas
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Redaksi Pandai 2022