Surabaya (Partaipandai.id) – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali resmi melaksanakan hal tersebut Nama kapal Fast Missile Boats (KCR) 5 dan 6 PT PAL Indonesia di Surabaya, Rabu.
KSAL Muhammad Ali mengatakan, kehadiran dua kapal perang ini merupakan wujud upaya pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AL sesuai dengan perencanaan strategis dan postur kekuatan yang telah ditetapkan.
“Pembangunan kedua kapal ini akan semakin meningkatkan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara dalam mengamankan kepentingan nasional dan menjaga kedaulatan di laut,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pemilihan nama kapal tersebut merupakan simbol dari harapan dan cita-cita kedua kapal tersebut.
Baca juga: Kasal: Kapal patroli cepat TNI AL akan dipersenjatai rudal
Kapak dan Panah, kedua nama KRI tersebut diambil dari nama senjata tradisional suku Asmat Papua Barat. Nama Kapak yang memiliki keunggulan kuat, kokoh dan tajam digunakan sebagai simbol identitas yang mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan di wilayah Papua bahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Penggunaan nama senjata tradisional asal Papua ini juga merupakan bentuk kecintaan dan kebanggaan kepada bangsa Indonesia serta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata KSAL.
Penamaan KRI Kapak-625 diharapkan dapat mengadaptasi filosofi Kapak yang tahan terhadap berbagai tantangan, baik tantangan alam maupun serangan musuh.
Sedangkan nama Panah merupakan senjata yang bersifat elastis, tidak dapat dibelokkan setelah dilepaskan dan terbang cepat menuju sasaran, KRI Panah-626 merupakan simbol dari filosofi alat pertahanan dan berburu yang dapat membidik sasaran dengan cepat, tepat, dan akurat. memiliki kemampuan fisik yang kuat dan tanpa ragu-ragu.
Baca juga: Kemarin, letusan Gunung Semeru berujung pada kongres Rabithah Alawiyah
Sementara itu, Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod mengatakan KRI Kapak-625 dan KRI Panah-626 merupakan proyek KCR 60 meter efektif pertama dalam satu kontrak yang meliputi pembangunan anjungan kapal, instalasi dan integrasi senjata utama.
Kaharuddin mengatakan, kedua kapal tersebut telah berhasil melaksanakan Sea Acceptance Test (SAT) dengan mampu mencapai kecepatan rata-rata melebihi kecepatan yang dipersyaratkan dalam kontrak.
“Hal ini tentunya menjadi bukti bahwa dari segi desain, performa dan stabilitas tidak ada kendala yang berarti, justru pencapaian ini merupakan bentuk peningkatan untuk varian KCR 60 m,” ujar Kaharuddin Djenod.
Reporter: Willi Irawan
Editor: Adi Blueardi
HAK CIPTA © Partaipandai.id 2023