Komisi A melakukan pemeriksaan di kota Blitar, Malang, Jember dan Lamongan. Seluruh daerah menyatakan siap melaksanakan pilkada serentak. Anggaran yang digunakan murni bersumber dari APBD.
SURABAYA, Partaipandai.id – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah Serentak (Pilkada) pada 9 Desember 2020, sebanyak 19 kabupaten/kota se-Jawa Timur menyatakan kesiapannya untuk menyelenggarakan pilkada. Baik terkait anggaran maupun petugas di lapangan.
Anggota Komisi A DPRD Jatim, Muzammil Syafi’i membenarkan dari rangkaian pemeriksaan di lima daerah dari 19 daerah di Jatim yang menggelar pilkada serentak pada 9 Desember 2020, ia menyatakan kesiapannya. Bahkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat untuk pembelian alat pelindung diri (APD) tidak digunakan, seperti di Jember, Malang dan Banyuwangi.
Komisi A melakukan pemeriksaan di kota Blitar, Malang, Jember dan Lamongan. Seluruh daerah menyatakan siap melaksanakan pilkada serentak. Anggaran yang digunakan murni bersumber dari APBD di masing-masing kabupaten/kota. Tertinggi di Surabaya Rp101 miliar. Menariknya, hampir semua daerah yang dikunjungi mengaku tidak membutuhkan bantuan APBN.
“Seperti di Jember, perlengkapan APD untuk petugas sudah disediakan oleh Pemkab. Sementara itu, agar tidak menimbulkan klaster baru di tengah pandemi Covid-19, seluruh petugas berjumlah 5 ribu orang, mulai dari KPU hingga KPPS Banyuwangi. , semuanya menjalani rapid test. Selain kewajiban menggunakan face shield, masker dan sarung tangan,” kata politisi senior NasDem yang akrab disapa Buya itu, Minggu (26/7).
Selain itu, yang melegakan KPU dalam rangka refocusing adalah tidak ada anggaran yang dialihkan. Sepenuhnya untuk pembelian APD dan penambahan TPS agar tidak overcrowd.
Namun, Muzammil yang merupakan mantan Wakil Bupati Pasuruan mengkhawatirkan sesuatu. Hal ini terkait dengan partisipasi masyarakat (parmas). Pasalnya, di tengah pandemi seperti ini calon yang akan berkampanye melalui tatap muka dibatasi hanya sekitar 50 orang saja. Kalau dulu bisa ketemu ribuan orang seperti di lapangan sekarang serba terbatas.
“Saya berharap partisipasi masyarakat tidak berkurang di tengah pandemi corona seperti sekarang ini. Dulu caleg bisa bertemu ribuan orang, sekarang dibatasi 50 orang. Sebelumnya KPU bisa melakukan dialog atau tatap muka. -hadapi masyarakat untuk sosialisasi, sekarang tidak bisa karena anggaran difokuskan untuk pembelian APD dan penambahan TPS,” kata ketua Fraksi Nasdem itu.
Muzammil mengatakan, pihaknya berharap pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember 2020 tidak lagi tertunda. Karena itu, jika ada penundaan lagi, pemerintah akan menanggung lebih banyak dana. Selain honorarium KPPS, juga ada formasi Pj Kepala Daerah. Mengingat hampir semua walikota dan bupati di 19 kabupaten/kota di Jatim habis masa jabatannya pada Februari 2021. dari segi waktu dan biaya suara bisa berkurang,” pungkas Buya Muzammil. (mdr/ns)