Memuat…
Minimnya keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk bisa beraktivitas seperti orang normal. Foto/tangkapan layar YouTube Partai Perindo
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang motivator sekaligus difabel, Louisa Handojo, yang memiliki keterbatasan fisik. Ia memiliki tinggi badan hanya 74 cm.
Ia mengaku bersyukur atas komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik bagi penyandang disabilitas seperti dirinya. Salah satunya terkait fasilitas bagi penyandang disabilitas yang menurutnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
“Mungkin sekarang lebih baik. Seperti dulu, kami juga tidak memiliki kamar mandi penyandang cacat. Jadi kalau mau ke kamar mandi dulu, harus benar-benar berusaha atau kita bisa menahannya sampai orang keluar,” kata Louisa di Real Action Podcast dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo, Sabtu (3/8/2022).
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Baca juga: Kisah Inspiratif Difabel dengan Tubuh Mungil yang Kini Menjadi Motivator
“Tapi sekarang fasilitasnya sudah lebih baik. Pemerintah juga memberikan lebih banyak kesempatan. Jika di masa lalu saya minta maaf, sepertinya saya benar-benar harus mencoba. Karena saat itu pada 1995-1996, kami masih harus cukup kuat untuk diri kami sendiri,” lanjutnya.
Louisa kemudian memberikan pesan dan motivasi kepada generasi sekarang dan yang akan datang. Menurutnya, generasi saat ini yang mayoritas penuh dengan kekhawatiran, perlu dibina karakter agar tidak bermental cracker.
“Pesan saya, Anda harus membangun karakter. Jadi jangan lemah, jangan menjadi cracker mental. Misalnya dari bangun pagi, kita harus bangun karakter kita, berpikir positif, menabur pikiran positif, dan menuai tindakan positif,” kata Louisa.
“Setelah kita menuai tindakan positif, kita bisa menuai kebiasaan. Akhirnya, dari tindakan kita yang berkelanjutan, dari sana kita akan memiliki karakter yang luar biasa. Pesan saya untuk generasi yang akan datang, terutama saat ini, harus lebih kuat. Jangan khawatir, jangan khawatir, aduh,” katanya.
Baca juga: Genre Horror Mendominasi Film Indonesia Pasca Pandemi Covid-19
(dra)