PSN, BAKTI, dan Duta Besar RI untuk Perancis meninjau kesiapan Satelit SATRIA

Jakarta (Partaipandai.id) – PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), bersama Duta Besar RI untuk Prancis, Andorra, Monaco, dan UNESCO Mohamad Oemar mengunjungi kantor pusat perusahaan antariksa Prancis, Thales Alenia Angkasa, di Cannes untuk meninjau kesiapan Satelit Republik Indonesia (SATRIA).

Proyek Satelit Nusantara Tiga atau SATRIA yang dijalankan oleh PT PSN melalui anak usahanya PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) telah memasuki tahap finalisasi.

Direktur Operasional Jaringan PSN dan Deputy Project Director SNT Heru Dwikartono dalam keterangan persnya, Kamis, mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan pre-shipment review yang akan dilakukan pada 3 hingga 4 Mei 2023, sebelum satelit SATRIA dikirim ke Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

“Satelit SATRIA merupakan pencapaian yang signifikan bagi negara kita dan berperan penting dalam peningkatan infrastruktur teknologi dan komunikasi. Kita harus memastikan semua aspek teknis satelit telah teruji penuh dan memenuhi standar, kualitas, keandalan, dan keamanan yang tinggi,” kata Heru.

Kegiatan ini, kata dia, untuk memastikan semua aspek ditinjau lebih lanjut agar satelit bisa diluncurkan dan dioperasikan di luar angkasa. PSN juga perlu memastikan semua infrastruktur pendukung seperti stasiun bumi dan jaringan komunikasi beroperasi dengan baik untuk mendukung keberhasilan pengoperasian satelit.

Baca juga: Satelit SATRIA-1 dapat meningkatkan sinyal BTS 4G di area 3T

Satelit SATRIA akan dikirim dari Prancis ke Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada 8 Mei 2023 melalui jalur laut dengan perkiraan waktu dua minggu. Satelit tersebut akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 SpaceX pada pertengahan Juni.

Duta Besar RI untuk Prancis, Andorra, Monako, dan UNESCO Mohamad Oemar mengatakan Satelit SATRIA merupakan program prioritas nasional yang dihadirkan untuk memberikan layanan internet terbaik bagi masyarakat Indonesia. Keberadaan Satelit SATRIA akan melengkapi jaringan internet di tanah air sehingga masyarakat dan instansi pemerintah dapat menikmati fasilitas ini.

“Saya yakin ini momen bersejarah karena kita menyiapkan infrastruktur masa depan untuk seluruh rakyat Indonesia di seluruh pelosok negeri,” ujar Oemar.

Oemar mengatakan Indonesia dan Prancis telah menjalin kemitraan strategis sejak 2011. Kerjasama pembuatan Satelit SATRIA merupakan salah satu wujud kemitraan strategis tersebut. Ia optimis keberhasilan kerjasama ini akan memberikan dampak positif bagi hubungan bilateral antara Indonesia dan Perancis secara berkelanjutan.

Selain itu, SATRIA juga merupakan contoh sukses dari kerjasama yang erat antara pemerintah Indonesia dengan pihak swasta melalui skema PPP (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha).

“Kerja sama di bidang satelit ini tentunya merupakan salah satu infrastruktur untuk kerja sama di bidang lainnya. Saya yakin ini akan semakin mempererat kerja sama antara Indonesia dan Prancis, yang akan semakin memberikan manfaat bagi masyarakat kedua negara,” ujar Oemar .

Baca juga: Menyambut era digital dengan satelit

Kepala Divisi Satelit BAKTI Kominfo Sri Sanggrama Aradea menambahkan, kehadiran Satelit SATRIA akan memberikan konektivitas internet secara merata di seluruh Indonesia.

Sebagai negara kepulauan, saat ini masih banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki layanan internet, terutama di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).

“Harapan kami Satelit SATRIA bisa menghubungkan daerah-daerah tersebut sehingga kesenjangan digital Itu akan diselesaikan dan seluruh masyarakat akan mendapatkan keadilan seperti yang diharapkan,” kata Aradea.

Baca juga: Proyek SATRIA-1 memasuki tahap konstruksi 68,3 persen

Project Manager SATRIA Marc Courbin mengatakan Thales Alenias Space sangat bangga telah dipercaya oleh pemerintah Indonesia untuk memproduksi Satelit SATRIA.

Saat ini, satelit sedang dalam tahap persiapan akhir. Pada pertengahan Juni, SATRIA akan diluncurkan dari Cape Canaveral di mana dibutuhkan waktu empat hingga lima bulan untuk mencapai posisi orbitnya dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2023.

“Satelit SATRIA adalah solusi terbaik untuk menyediakan layanan internet di seluruh Indonesia. Saya harap satelit ini bisa beroperasi dan masyarakat senang dengan layanan internet,” kata Courbin.

Satelit SATRIA memiliki total kapasitas transmisi 150 Gbps dengan menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band. Total kapasitas transmisi itu tiga kali lebih besar dari kapasitas sembilan satelit aktif yang digunakan Indonesia saat ini.

Oleh karena itu, SATRIA juga diharapkan dapat memfasilitasi koneksi internet di 150.000 layanan publik, seperti fasilitas pendidikan, pemerintahan daerah, administrasi pertahanan dan keamanan, serta fasilitas kesehatan.

Baca juga: Kominfo sedang mencari alternatif pesawat kargo satelit SATRIA-1

Baca juga: Satelit SATRIA-1 & HBS dapat mengatasi kesenjangan akses telekomunikasi

Reporter: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
HAK CIPTA © Partaipandai.id 2023

Sumber

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *