Calon Bupati Sidoarjo (Bacabup) Bambang Haryo Soekartono (BHS) memiliki ketertarikan pada seni budaya. Diantaranya adalah musik patrol yang berkembang di Kabupaten Sidoarjo.
Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net – Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) memiliki ketertarikan pada seni budaya. Diantaranya adalah musik patrol yang berkembang di Kabupaten Sidoarjo. Politisi Partai Gerindra ini menyatakan, seni musik patroli kini banyak diminati masyarakat. Selain orang tua, juga kaum milenial
BHS mengatakan musik patroli sangat menarik. Mulai dari musik, gaya tarian para pemain, hingga kostum yang dikenakan para pemain band patrol. “Ini sangat menarik dan harus kita kembangkan secara optimal,” kata BHS saat berdialog tentang musik patroli, di Rumah Budaya dan Sejarah, Desa Wunut, Kecamatan Porong, Rabu (12/8) lalu.
BHS mengatakan, agar musik patroli berkembang dan terus lestari, jika nanti diserahi peran Bupati Sidoarjo akan lebih gencar menggelar lomba dan festival seni. “Ada sekitar 200 gerombolan patroli di Sidoarjo. Saat ini salah satu kelompok yang sudah memiliki prestasi di Sidoarjo,” jelas BHS.
Agar musik patroli ini semakin berkembang, selain menggelar ajang kompetisi, mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini akan memfasilitasi sosialisasi ke seluruh Indonesia. “Bahkan hingga mancanegara, dunia, di mana sebenarnya kita memiliki seni budaya yang luar biasa,” kata BHS.
BHS menegaskan, pihaknya juga akan melibatkan grup musik patroli dalam acara resmi Pemkab Sidoarjo. Mulai dari peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, HUT Sidoarjo, Tahun Baru Muharram dan Tahun Baru Kristus. “Saya ingin setiap musik patroli di kecamatan memiliki ciri khasnya masing-masing,” harap alumnus ITS Surabaya ini.
BHS ingin musik patroli bisa dinikmati warga Sidoarjo melalui event-event berskala nasional. Misalnya, Festival Musik 1000 Patroli di alun-alun Sidoarjo. Pemutar musik patroli ini adalah yang terbaik, disaring dari ratusan grup musik patroli di Sidoarjo. “Kita akan memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan penampilan musik patroli,” katanya.
Pengelola Rumah Budaya dan Sejarah, di Desa Wunut Porong, Sukarno menjelaskan bahwa musik patroli adalah budaya Arek, meliputi Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Jombang, Mojokerto dan Malang. “Ciri khas musik patroli ini adalah permainan alat musik kentongan,” kata Sukarno saat berkunjung ke BHS.
Sebelumnya, musik ini dimainkan oleh penduduk desa, sambil berjalan-jalan di sekitar desa pada malam hari, untuk menjaga keamanan lingkungan. Sukarno mengatakan bahwa musik patroli itu kemudian digunakan untuk membangunkan orang-orang ketika hendak makan sahur, di bulan Ramadhan. Seiring waktu, musik patroli akhirnya menjadi seni pertunjukan.(sta/rd)