Menjadi komunikator antar pihak yang bertikai, memiliki tantangan tersendiri.
Jakarta (Partaipandai.id)) – Pengamat hubungan internasional Andrew Mantong dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan konsistensi menjadi penting jika Indonesia ingin berperan dalam menjembatani komunikasi antara Rusia dan Ukraina.
Menurut Andrew, misi perdamaian ini tidak hanya sekali, tetapi perlu berkelanjutan.
“Intinya tidak hanya untuk menjembatani komunikasi antara Rusia dan Ukraina, tetapi juga untuk menjembatani komunikasi dengan negara lain, khususnya negara-negara G7,” ujarnya dalam Media Briefing CSIS di Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan, beberapa negara Uni Eropa yang tergabung dalam G7, seperti Jerman, Prancis, Inggris, dan Italia, sebenarnya memiliki peran penting sehingga harus membuka komunikasi di antara mereka.
Forum G20 sendiri juga bisa menjadi semacam forum yang berpeluang memiliki agenda acara sampingan atau semacam pertemuan informal bagi para pihak yang berpartisipasi untuk membahas perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Menurut Andrew, setiap forum internasional resmi seperti G20 memiliki acara sampingan untuk membahas agenda tertentu. Ini adalah peluang yang bisa dimanfaatkan.
Namun, untuk menjadi komunikator atau pihak yang menjembatani komunikasi antar pihak yang bertikai, memiliki tantangan tersendiri.
“Tantangannya untuk saat ini adalah karakter Presiden Rusia Vladimir Putin, kemudian perlu juga mengidentifikasi tokoh mana di Rusia yang dianggap penting oleh Presiden Putin agar persepsinya bisa berubah,” kata Andrew.
Pada kesempatan terpisah, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana memandang positif tawaran Indonesia untuk menjembatani komunikasi antara Rusia dan Ukraina.
Namun, hal tersebut akan sulit diwujudkan karena posisi Joko Widodo (Jokowi) sendiri yang masih menjabat sebagai kepala negara dan pemerintahan.
“Tentu Presiden Jokowi tidak bisa melakukan ini secara intens,” kata Hikmahanto saat dihubungi Partaipandai.id).
Tidak menutup kemungkinan Presiden Jokowi akan memunculkan nama dari Indonesia yang bisa menjadi penghubung antara Rusia dan Ukraina.
Selain itu, belum diketahui apakah Rusia dan Ukraina bersedia menyepakati Indonesia sebagai pihak yang menjembatani komunikasi.
Reporter: Aji Cakti
Redaktur: D.Dj. Kliwantoro
Redaksi Pandai 2022