Pasar Indonesia ini akan jauh lebih besar dari Singapura
Jakarta (Partaipandai.id) – EDGE DC, anak usaha Indonet, akan mengumumkan pembangunan pusat data (Pusat Data) kedua, EDGE2, di pusat kota Jakarta dengan kapasitas 23 MW IT memuat dan sekitar 3.400 rak direncanakan beroperasi pada kuartal keempat tahun 2023.
Awal tahun lalu, perusahaan meluncurkan pusat data pertamanya yang disebut EDGE1 DC dengan kapasitas 6 MW IT memuat dan menampung 1.300 rak, yang keduanya berlokasi di Jakarta.
“Saat ini EDGE1 kami terkontraksi 82 persen. Oleh karena itu, untuk melayani pelanggan kami, untuk ekspansi dan juga untuk skalabilitas, kami berkomitmen untuk membangun Pusat Data yang kedua adalah EDGE2,” kata CEO EDGE DC Stephanus Oscar ketika pengarahan media secara virtual, disusul dari Jakarta, Kamis.
Baca juga: Data Center First membangun data center seluas 2,57 hektar di Batam
Baca juga: PLN terbitkan sertifikat energi terbarukan kepada perusahaan data center
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Lebih lanjut Oscar menjelaskan, kapasitas EDGE2 hampir empat kali lipat lebih besar dari EDGE1 yang sudah beroperasi.
Pusat data EDGE2 terletak hanya tiga kilometer dari EDGE1. Kedua pusat data ini, kata Oscar, akan dihubungkan oleh beberapa serat optik yang dapat menyediakan konektivitas latensi rendah (konektivitas latensi rendah) kepada pelanggan.
Oscar melihat bahwa di masa depan banyak aplikasi akan membutuhkan latency sensitif atau latency sangat rendah. Latensi adalah akselerasi data kecepatanartinya seberapa cepat data bisa sampai atau ditransfer dari titik A ke titik Z. Jika ada gangguan dari latency, maka akan mengakibatkan user experience (pengalaman pengguna) yang tidak baik.
“Saat ini kami melihat semua pemain Pusat Data telah mengadopsi prinsip-prinsip desain Pusat Data yang bagus, tetapi kami juga melihat ke depan bahwa akan ada banyak aplikasi yang membutuhkan latensi sensitif,” kata Oscar.
Ia menegaskan perseroan optimistis dengan pembangunan data center EDGE2 mengingat mendapat dukungan dari induk perusahaan Indonet dan Digital Edges yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun di industri data center global.
Oscar mengatakan perusahaan juga percaya bahwa Indonesia memiliki pasar data center yang besar. Saat ini market size data center yang tersedia sekitar 100 MW dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 270 juta jiwa.
“Jika kita bandingkan dengan tetangga sebelah kita, Singapura dengan jumlah penduduk sekitar 6 juta jiwa, Singapura memiliki kapasitas sekitar 500 MW” Pusat Data yang tersedia. Kami melihat orang lumpuh di sana dan kami melihatnya pasar Indonesia akan jauh lebih besar dari Singapura,” katanya.
Perusahaan menargetkan pelanggan untuk pusat data EDGE2 yang mencakup industri jasa keuangan (industri jasa keuangan), seperti fintech, bank, asuransi. EDGE DC juga menargetkan pelanggan di sektor komputasi awan (komputasi awan), penyedia layanan jaringan (penyedia layanan jaringan), perusahaanserta konten media.
“Dan yang paling penting, bersama dengan komitmen lingkungan, sosial, dan pemerintahan (ESG), EDGE2 juga akan dapat menggunakan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN yang telah kami terapkan di EDGE1,” ujar Oscar.
Baca juga: Menko Airlangga bahas working group dan data center di Singapura
Baca juga: Telkom bangun data center di IKN untuk mendukung pengembangan digital
Baca juga: AtriaDC siapkan investasi data center ESG hingga Rp2,2 triliun
Reporter: Rizka Khaerunnisa
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Redaksi Pandai 2022