Kisah di balik boneka Barbie versi Butet Manurung

Inspirasi langkah aktivis Butet Manurung itu berujung pada apresiasi brand Barbie melalui boneka Barbie One Of A Kind (OOAK), satu-satunya boneka yang dibuat menyerupai Butet, yang diserahkan secara simbolis kepada pendiri Sokola Rimba di Jakarta, Kamis. .

Siapa sangka aktivis yang berjuang mewujudkan kesetaraan pendidikan di komunitas marginal dan masyarakat adat di seluruh Indonesia ini sempat ragu saat mendapat kabar penghargaan dari Barbie.

“Awalnya kaget, enggak tahu boneka itu ada Role Model Barbie,” kata Butet melalui video call dari Belanda saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Keraguan itu muncul karena penampilannya jauh berbeda dengan Barbie pada umumnya. Butet yang mondar-mandir di hutan untuk mengajar anak-anak di sana merasa dirinya sama sekali tidak mirip Barbie. Namun keraguan itu sirna setelah orang-orang di sekitarnya, termasuk suami dan teman-temannya, mendorongnya untuk menjadi contoh bagi generasi muda.

Baca juga: “Barbie” tayang mulai 21 Juli 2023

Boneka Barbie yang mewakili Butet mengenakan kain batik merah hitam dan kalung. Penggunaan kain batik pada pakaian Barbie Butet menggambarkan budaya Indonesia. Rambut hitamnya yang tebal disanggul.

Melalui apresiasi ini, Butet yang kisah perjuangannya telah diadaptasi ke dalam film “Sokola Rimba” berharap dapat menjadi contoh bagi para gadis agar dapat mewujudkan apa yang dicita-citakan meski impiannya tidak biasa.

“Sebagai seseorang yang bekerja dalam profesi di mana masa kecil terinspirasi, saya bisa membayangkan bagaimana perasaan perempuan tentang cita-cita. Dulu saya sempat berpikir ingin menjadi Indiana Jones, tapi inspirasinya begitu kuat,” ujar penggemar Indiana Jones and the Five Friends itu.

Butet berharap boneka yang terinspirasi darinya ini dapat membuat para orang tua lebih mendukung dan positif terhadap minat anak-anaknya, meski berbeda dari orang kebanyakan.

“Jangan jadikan anakmu versi (mini) orang tuamu, tapi jadikanlah dia versimu sendiri,” kata Butet yang saat ini sedang menempuh studi S3 di Belanda.

Barbie juga ingin mengajak anak-anak Indonesia untuk melakukan perubahan terhadap lingkungan melalui program You Can Be (YCB) A Champion for Change. Butet Manurung juga bekerjasama menjadi mentor yang akan mendengarkan presentasi para peserta.

Baca juga: Butet Manurung mewakili Indonesia untuk 12 Model Barbie Global

“Melalui program YCB ini, Barbie membuktikan komitmennya sebagai platform global yang selalu berusaha mengembangkan potensi tak terbatas dari setiap gadis dan mendorong mereka untuk percaya bahwa kekuatan dan suara mereka dapat membuat perbedaan di masa depan,” kata Mattel Southeast Asia Brand Manajer Dwanty Eka Putri. .

Program ini diikuti oleh anak perempuan berusia 5 – 12 tahun yang memiliki ide untuk membuat perubahan di sekitar mereka. Peserta berasal dari berbagai negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Nantinya, para peserta akan mengikuti beberapa tahapan penilaian, seperti seleksi pertama dan presentasi di tingkat nasional, kemudian satu peserta terpilih akan mewakili masing-masing negara untuk mengikuti sesi mentoring bersama seluruh finalis dari negara lain.

Untuk mendapatkan juara, para peserta harus melakukan presentasi akhir bersama seluruh mentornya, yaitu Butet Manurung (Indonesia), aktivis lingkungan Putri Zatasha (Malaysia), aktor dan penulis Chesca Gracia Kramer (Filipina), dermawan Rebekah Lin (Singapura), dan Miss Universe Thailand. 2017 Maria Poonlertlap (Thailand).

“Nantinya kami akan bekerjasama dengan LSM di masing-masing negara terkait kampanye tersebut,” kata Dwanty.

Butet mengatakan sesi pendampingan memberikan pengalaman seru dimana ia bisa bertemu dengan anak-anak yang luar biasa. Menjadi mentor merupakan hal baru yang membuatnya mendapatkan inspirasi dari anak-anak.

Baca juga: Kolaborasi Pomelo dengan Barbie jelajahi gaya wanita modern

“Saya sangat kagum dan senang bisa bertemu dengan mereka, heran mereka begitu kecil tapi sudah punya ide untuk hal-hal yang berguna bagi orang lain,” kata Butet, pendiri Sokola Rimba.

Kriteria pemenang You Can Be A Champion For Change dilihat dari empat aspek utama, yaitu antusiasme peserta terhadap program yang dibuat dan dipresentasikan, kreativitas ide, orisinalitas, dan tentu saja cara presentasi peserta. terkirim.

Program final You Can Be A Champion For Change dijadwalkan pada Agustus 2022, di mana pemenang utama akan menerima total hadiah hingga USD 5000, kesempatan untuk mewujudkan mimpinya dengan organisasi nirlaba internasional, produk Barbie, barang dagangan dan sertifikat

Dwanty menambahkan, ia berharap anak-anak Indonesia dapat terus bermimpi dan percaya bahwa mimpi-mimpi tersebut dapat menjadi kenyataan di masa depan melalui langkah-langkah kecil yang konsisten.

Sumber

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *