Jakarta (Partaipandai.id) – Ketua Umum Perhimpunan Literasi Indonesia Wien Muldian mengungkapkan literasi sangat penting dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan memperoleh kecakapan hidup.
Hal ini karena selain membuat seseorang dapat berpikir lebih kritis terhadap informasi dan pengetahuan yang diterimanya, Wien mengatakan literasi dapat mempermudah seseorang untuk mengungkapkan pendapat karena sudah memiliki pengetahuan dari buku yang dibacanya.
“Bukan membuat orang pintar, tapi orang akan mudah mengutarakan pendapatnya karena memiliki ilmu yang dibacanya,” kata Wien saat dihubungi Partaipandai.id, Jumat (9/9).
Baca juga: Akademisi: Manfaatkan teknologi digital secara positif dan produktif
“Sejauh ini orang tidak tahu, mereka lebih banyak membaca untuk mencari informasi dan mencari hiburan. Padahal, dengan membaca dapat membandingkan satu informasi dengan informasi lainnya, satu pengetahuan dan lainnya. Akhirnya dia punya kemampuan untuk memilih ilmu mana yang penting baginya,” imbuhnya.
Senada dengan Wien, psikolog dari Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan, meningkatkan literasi dengan membaca akan membuat otak lebih aktif sehingga proses belajar menjadi lebih mudah.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
“Sepertinya kita membuat teater pikiran dalam pikiran kita karena kita membayangkan apa yang kita baca dan menghubungkannya dengan apa yang sudah kita ketahui. Jadi, lebih banyak sel otak yang bekerja sambil membaca daripada anak-anak yang hanya menonton,” kata Vera.
Lebih lanjut Wien menambahkan, literasi juga akan membuat masyarakat memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah, bekerja dalam tim, mengevaluasi diri, dan lebih adaptif serta mampu menggunakan teknologi untuk penghidupannya.
Wien juga menyampaikan bahwa keterampilan literasi mampu menumbuhkan rasa percaya diri, dan menjadikan seseorang memiliki keterampilan untuk bekerja sesuai minatnya di masa depan.
“Dia memiliki keahlian untuk memasuki dunia kerja karena dia secara khusus mempelajari sesuatu dengan membaca. Jadi bukan hanya memiliki banyak bacaan yang beragam, itu klise,” kata Wien.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi, pemerintah sendiri telah mencanangkan kebiasaan membaca selama 15 menit sebelum belajar, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Karakter.
Namun, Wien menilai ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upaya peningkatan literasi di Indonesia, seperti perlunya peningkatan kesadaran dan pemahaman bahwa literasi bukan hanya sekedar membaca. Begitu juga akses terhadap sumber bacaan dan layanan perpustakaan yang berkualitas.
“Masyarakat harus sadar bahwa membaca adalah cara mereka membangun kecakapan hidup. Akses terhadap sumber bacaan berkualitas masih terbatas, toko buku masih terbatas. Kuantitas (perpustakaan) banyak, tetapi kualitas layanan perlu ditingkatkan,” kata Wien.
Baca juga: Indonesia kembangkan survei komunitas digital dari indikator DEWG G20
Baca juga: Sesi kedua DEWG G20 membahas alat untuk mengukur keterampilan digital
Baca juga: AFTECH, PERBANAS, KADIN mendukung percepatan inklusi keuangan digital
Reporter: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosario Dwi Putri
Redaksi Pandai 2022