Jakarta (Partaipandai.id) – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan ajaran agama.
Hal tersebut disampaikan Moeldoko dalam sambutannya pada peluncuran buku “The Power of Forgiveness: Memoirs of the JW Marriot Bombing Korbans” dan 19th Anniversary of the 19th Anniversary JW Marriot Tragedy, di Jakarta, Jumat (5/8), menurut dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
“Apapun alasannya, semua ajaran agama menolak aksi teror. Jadi aksi terorisme tidak bisa bersembunyi di balik agama,” kata Moeldoko.
Moeldoko dalam kesempatan ini mengajak semua pihak untuk mencermati aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, hal itu penting dilakukan guna terus membangun kewaspadaan terhadap segala bentuk ancaman gangguan keamanan.
Baca juga: KSP: Piala Presiden 2022 adalah sarana untuk mengembangkan atlet esports
“Saya setuju kita harus memaafkan aksi terorisme. Tapi jangan pernah lupakan kejadian ini agar kita selalu waspada,” kata Moeldoko.
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
Sebagai informasi, buku “Kekuatan Pengampunan: Memoar Korban Bom JW Marriot” ditulis oleh Sony Soemarno, salah satu korban Bom JW Marriot, pada tahun 2003.
Moeldoko mengatakan, sejak peristiwa bom JW Marriot 2003, pemerintah menerapkan pendekatan “Whole of Government” untuk memerangi terorisme, mulai dari hulu dengan pendidikan hingga ke hilir melalui penuntutan.
Baca juga: Moeldoko mengapresiasi PKBM membantu memberikan akses pendidikan bagi masyarakat
Secara regulasi, kata dia, pendekatan ini diperkuat dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Ekstremisme Berbasis Kekerasan.
Merujuk kajian LAB45 pada tahun 2021, Moeldoko mengatakan tren serangan teror secara konsisten menurun sejak tahun 2000. Nilai agregat Global Terrorism Index juga mengalami penurunan, dari 6,55 pada 2021 menjadi 5,5 pada 2022.
“Nilai yang lebih rendah berarti lebih baik. Ini adalah hasil kerja keras pemerintah dan semua pihak dalam memerangi terorisme. Pemerintah tidak bekerja sendiri,” kata Moeldoko.
Moeldoko memastikan negara hadir untuk para korban aksi terorisme. Ia mencontohkan pembayaran santunan kepada 215 korban terorisme dan ahli waris 40 peristiwa terorisme masa lalu senilai Rp39 miliar.
Baca juga: Moeldoko: Stranas PK berhasil meningkatkan indeks persepsi antikorupsi
“Kehadiran negara diharapkan membawa semangat baru dan optimisme baru bagi para korban dan keluarganya,” kata Moeldoko.
Moeldoko berharap agar buku “The Power of Forgiveness: Memoirs of the JW Marriot Bomb Victims” dapat menginspirasi semua pihak untuk bersama-sama memerangi terorisme.
“Saya berharap peluncuran buku ini (Kekuatan Pengampunan: Memoar Korban Bom JW Marriot) dapat menginspirasi kita semua untuk bersama-sama melawan terorisme,” harap Moeldoko.
Penulis buku “Kekuatan Pengampunan: Memoar Korban Bom JW Marriot” Sony Soemarno menjelaskan, proses dari penulisan hingga penerbitan buku memakan waktu lama, yakni 15 tahun.
Buku tersebut berisi kesaksian para korban, mantan pelaku aksi terorisme, dan perjalanannya dalam menjalankan program deradikalisasi dari satu lembaga pemasyarakatan ke lembaga pemasyarakatan lainnya.
Reporter: Rangga Pandu Asmara Jingga
Redaktur: Herry Soebanto
Redaksi Pandai 2022