Memuat…
PBB mengatakan anak-anak di Sri Lanka tidur kelaparan karena krisis ekonomi yang membuat negara itu bangkrut. Foto/REUTERS
PBB memperingatkan negara-negara Asia Selatan lainnya juga bisa mengalami krisis serupa.
Sri Lanka sedang bergulat dengan krisis ekonomi terburuknya setelah kehabisan mata uang asing untuk impor, dengan pasokan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan dasar lainnya yang langka.
“Krisis ini dirasakan oleh keluarga-keluarga yang melewatkan waktu makan reguler karena kebutuhan dasar dapur menjadi tidak terjangkau,” kata George Laryea-Adjei, direktur Asia Selatan untuk badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unicef).
[ruby_related heading=”More Read” total=5 layout=1 offset=5]
“Anak-anak akan tidur dalam keadaan lapar, tidak yakin dari mana makanan mereka selanjutnya akan datang,” katanya kepada wartawan, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (27/8/2022).
Baca juga: Nasib presiden baru Sri Lanka, menuntut untuk kembali tetapi rumahnya dibakar massa
Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar USD51 miliar pada bulan April dan saat ini sedang dalam pembicaraan bailout dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Melonjaknya harga energi setelah invasi Rusia ke Ukraina juga berkontribusi terhadap penurunan ekonomi Sri Lanka. Laryea-Adjei mengatakan negara-negara lain di kawasan Asia Selatan berisiko mengalami krisis gizi.
“Krisis ekonomi akut dan inflasi di Asia Selatan siap mengancam kehidupan anak-anak,” katanya.
“Apa yang saya lihat di Sri Lanka adalah peringatan bagi negara-negara lain di Asia Selatan.”