Kita perlu menata ulang untuk menghasilkan satu super app Indonesia
Jakarta (Partaipandai.id) – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan pemerintah menyiapkan super apps untuk layanan publik terintegrasi untuk menghasilkan satu data, sebagai bagian dari implementasi kebijakan berbasis data.
“Jika kita berbicara tentang pelayanan publik, maka kita harus menyadari bahwa begitu banyak layanan yang diakses sebagian oleh masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah sedang mempersiapkan aplikasi super layanan publikaplikasi pelayanan publik yang terintegrasi dalam satu aplikasi,” kata Johnny dalam siaran persnya, Senin.
Setiap instansi pemerintah saat ini menggunakan aplikasinya masing-masing sehingga menteri menilai aplikasi tersebut terlalu banyak dan menjadi tidak efisien. Aplikasi super ini berguna untuk memfasilitasi komunikasi lintas instansi yang terintegrasi dalam satu sistem yang sama.
Aplikasi super ini juga bertujuan untuk mencegah duplikasi aplikasi serupa dari berbagai kementerian dan lembaga. Menurut Johnny, saat ini pemerintah menggunakan 24.400 aplikasi.
“Tidak efisien dan bekerja secara mandiri. Padahal, di setiap kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah masing-masing memiliki penerapan yang berbeda di setiap unitnya. Sangat tidak efisien,” kata Johnny.
Johnny mengatakan setidaknya akan ada satu aplikasi super.
“Kita perlu menata ulang untuk menghasilkan satu aplikasi super untuk Indonesia. Paling tidak baru delapan aplikasi yang terintegrasi. Ini sedang kita siapkan dalam roadmap Kementerian Komunikasi dan Informatika,” kata Johnny.
Dua puluh ribu aplikasi yang ada akan ditutup, kemudian secara bertahap dipindahkan ke aplikasi super. Menteri Johnny meyakinkan aplikasi super ini akan jauh lebih efisien dari aspek intervensi fiskal.
“Dari jumlah itu, perlahan kita mulai melakukan mematikan dan pindahkan. Saya yakin efisiensinya akan lebih tinggi dari intervensi fiskal yang dikeluarkan Ibu Sri Mulyani saat ini. Dia menghemat puluhan triliun, kalau bisa itu luar biasa buat kami,” kata Johnny.
Selain aplikasi super, pemerintah menyiapkan empat Pusat Data Nasional berbasis cloud computing (komputasi awan). Saat ini pemerintah menggunakan 2.700 data center, hanya 3 persen yang berbasis cloud computing, sisanya diklasifikasikan sebagai ethernet (bekerja sendiri).
Hal ini membuat sulit untuk menghasilkan satu data di Indonesia. Pusat Data Nasional pertama akan dibangun di wilayah Jabodetabek.
“Mudah-mudahan bulan depan kita bisa melakukannya terobosan sehingga bisa langsung digunakan pada tahun 2024 jika sudah selesai,” kata Johnny.
Bersamaan dengan itu, Kominfo menyiapkan PDN kedua di Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, dengan kapasitas yang hampir sama dan sifat redundan sehingga penggunaannya saling mem-backup.
Berdasarkan kebutuhan dan efisiensi operasional data center pemerintah, menurut Johnny PDN juga perlu berlokasi di Indonesia Tengah dan Timur. Oleh karena itu, dipilih Ibu Kota Negara dan Labuan Bajo yang baru sebagai lokasi pusat data ketiga dan keempat.
Wilayah Labuan Bajo dipilih karena jaringan serat optik di sana (wilayah selatan) tidak banyak terpengaruh oleh aktivitas vulkanik bawah laut.
Wilayah utara, kata Johnny, memiliki aktivitas vulkanik yang tinggi sehingga beberapa kabel bawah laut terputus akibat erupsi gunung api bawah laut. Jaringan serat optik di wilayah utara melintasi Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.
Baca juga: Kemenkominfo menargetkan data center berbasis cloud pertama beroperasi pada 2024
Baca juga: Menkominfo mengharapkan dukungan TIK untuk kelancaran jemaah haji
Baca juga: Menkominfo dorong mahasiswa NTT berinovasi di bidang digital
Reporter: Natisha Andarningtyas
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Redaksi Pandai 2022