Jakarta (Partaipandai.id) – Ketua Umum Asosiasi Digital Indonesia (IDA) Dian Gemiano menilai perkembangan ekosistem financial technology (fintech/fintech).tekfin) di Indonesia perlu dibarengi dengan kolaborasi untuk mendorong terbentuknya ide dan inovasi baru.
“Kolaborasi antar elemen ekosistem aplikasi tekfin sangat penting, terutama di kalangan pelaku industri, penyedia wawasan, serta asosiasi terkait. Setiap bagian dari ekosistem ini memiliki peran penting dalam memberikan solusi berbasis data bagi pelanggan, meningkatkan pertumbuhan industri, dan mendorong perluasan inklusi keuangan di Indonesia,” kata Dian seperti dikutip dari keterangan pers, Sabtu.
Hal ini sejalan dengan hasil riset dari perusahaan atribusi dan analitik global AppsFlyer yang mengamati dinamika industri aplikasi seluler tekfin sejak tahun 2020.
Data AppsFlyer menunjukkan bahwa pasar fintech global tumbuh dengan mantap. Pada 2019, pangsa pasar instalasi aplikasi fintech global meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Pada tahun-tahun berikutnya, pangsa pasar instalasi aplikasi fintech meningkat tajam menjadi 132% dari semester pertama 2019 hingga 2021.
Sementara itu, Indonesia dinilai menjadi target pasar bagi para pemain fintech, dengan jumlah penduduk sebesar tidak memiliki rekening bank yang relatif besar yaitu sebanyak 91,3 juta jiwa, serta animo masyarakat yang cukup besar.
Sejak 2018 hingga 2019, penginstalan aplikasi fintech di Indonesia hampir dua kali lipat, dimana 11 dari 100 penginstalan aplikasi di Indonesia merupakan aplikasi fintech. Pada tahun 2020 dan 2021, jumlah penginstalan aplikasi fintech di Indonesia menempati urutan tiga besar secara global.
Namun hal tersebut mengakibatkan persaingan yang semakin ketat di pasar aplikasi fintech domestik, terlihat dari sangat tingginya jumlah investasi iklan aplikasi fintech di Indonesia pada tahun 2021 sebesar Rp6,7 triliun dan tertinggi (60% pangsa investasi iklan). di seluruh Indonesia. Asia Tenggara dan Pakistan.
Selain itu, pelaku industri juga dihadapkan pada melambatnya pertumbuhan instalasi aplikasi fintech di Indonesia.
Pada tahun 2021, tren pemasangan aplikasi hanya akan tumbuh sekitar 3% sepanjang tahun untuk Android, sementara pertumbuhan di Asia Tenggara akan mencapai 5,1%.
Tantangan tersebut perlu menjadi perhatian para pelaku industri aplikasi tekfin. Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan.
Pertama, miliki pola pikir pertumbuhan, dimana para pemain aplikasi fintech tidak stagnan dalam mengoperasikan dan memasarkan aplikasinya, namun terus menggali temuan untuk mempelajari kekurangan dari strategi sebelumnya dan menerapkan strategi baru untuk menarik pengguna.
Tidak hanya fokus pada akuisisi pengguna, tetapi juga keterlibatan kembali (terlibat kembali), dan terus membangun hubungan dengan pengguna melalui peningkatan pengalaman yang memuaskan dan terpusat pada pelanggan.
Kemudian, memprioritaskan privasi pengguna, untuk memberikan pengalaman digital yang lebih baik dan lebih aman, dan mengutamakan kepercayaan antara pengguna dan penyedia solusi, dan sebaliknya.
Baca juga: IDA mengatakan bahwa tren beriklan di “pasar” sekarang semakin populer
Baca juga: IDA mengatakan fintech juga mendapat manfaat dari pengembangan ASO
Baca juga: AFTECH: Serangan siber masih menjadi tantangan bagi fintech
Wartawan: Arnidhya Nur Zhafira
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Redaksi Pandai 2022